Luhut Ingin Tiket Pulau Komodo Rp 28 Juta, Khusus Orang Kaya
07 October 2019 12:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mendukung pengembangan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai wisata premium. Harga tiket diusulkan bisa sampai US$ 1.000-2.000 atau Rp14-28 juta per orang.
Luhut mengatakan pemerintah hanya menjadikan Pulau Komodo sebagai tempat destinasi wisata premium saja, tapi juga akan dikembangkan pusat riset. Selain itu, kebersihan Pulau Komodo bisa tetap terjaga dengan adanya wisata yang terbatas.
"Jadi nanti orang filantropis yang kaya-kaya itu mungkin dia mempunyai satu tiket untuk dihargai US$ 1.000 kah atau berapa ribu dolar itu per tahun. Orang-orang yang punya tiket ini lah yang bisa masuk ke situ (Pulau Komodo)," kata Luhut saat ditemui di Kantornya, Senin (7/10).
Namun, Luhut menegaskan bahwa pengunjung non premium bisa melihat Komodo di habitat aslinya tapi bukan di Pulau Komodo. Beberapa pulau lain di sekitar Pulau Komodo masih bisa dikunjungi untuk pelancong umum antara lain di Pulau Rinca dan Pulau Padar.
Ia bilang usulan US$ 1.000 untuk pengunjung premium memang belum final, bahkan angkanya bisa lebih besar lagi.
"Iya itu contoh, bisa saja angkanya US$ 2.000. Jadi kamu filantropis misalnya, ini kan world heritage, world heritage itu kan penting," katanya.
Luhut bilang konsep pengembangan Pulau Komodo meniru seperti pengelolaan wisata seperti di Afrika yang dikelola oleh operator profesional. Saat ini sudah ada calon operator dari Amerika Serikat (AS) yang diharapkan bisa kerja sama dengan profesional lokal di Indonesia.
"Seperti di Afrika, ada yang mengelola taman wisata. Ini juga sama. Jadi kita bikin kenapa internasional? Supaya nama juga diangkat," katanya.
(hoi/hoi)
Luhut mengatakan pemerintah hanya menjadikan Pulau Komodo sebagai tempat destinasi wisata premium saja, tapi juga akan dikembangkan pusat riset. Selain itu, kebersihan Pulau Komodo bisa tetap terjaga dengan adanya wisata yang terbatas.
"Jadi nanti orang filantropis yang kaya-kaya itu mungkin dia mempunyai satu tiket untuk dihargai US$ 1.000 kah atau berapa ribu dolar itu per tahun. Orang-orang yang punya tiket ini lah yang bisa masuk ke situ (Pulau Komodo)," kata Luhut saat ditemui di Kantornya, Senin (7/10).
Namun, Luhut menegaskan bahwa pengunjung non premium bisa melihat Komodo di habitat aslinya tapi bukan di Pulau Komodo. Beberapa pulau lain di sekitar Pulau Komodo masih bisa dikunjungi untuk pelancong umum antara lain di Pulau Rinca dan Pulau Padar.
Ia bilang usulan US$ 1.000 untuk pengunjung premium memang belum final, bahkan angkanya bisa lebih besar lagi.
"Iya itu contoh, bisa saja angkanya US$ 2.000. Jadi kamu filantropis misalnya, ini kan world heritage, world heritage itu kan penting," katanya.
Luhut bilang konsep pengembangan Pulau Komodo meniru seperti pengelolaan wisata seperti di Afrika yang dikelola oleh operator profesional. Saat ini sudah ada calon operator dari Amerika Serikat (AS) yang diharapkan bisa kerja sama dengan profesional lokal di Indonesia.
"Seperti di Afrika, ada yang mengelola taman wisata. Ini juga sama. Jadi kita bikin kenapa internasional? Supaya nama juga diangkat," katanya.
Artikel Selanjutnya
Luhut Siap Sulap Wisata Pulau Komodo Seperti Afrika, Caranya?
(hoi/hoi)