Internasional

Pesawat Boeing Tertembak Rudal, Iran Tangkap 30 Orang

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 January 2020 06:21
Pesawat Boeing Tertembak Rudal, Iran Tangkap 30 Orang
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran akhirnya menangkap 30 orang yang bertanggung jawab pada tragedi salah tembak pesawat Ukraine International Airlines 8 Januari 2020 lalu. Pesawat tujuan Teheran-Kiev, Ukraina itu, tak sengaja jadi sasaran rudal Iran karena tensi yang memanas dengan Amerika Serikat (AS).

Di tanggal tersebut Iran melancarkan serangan balasan ke AS, atas kematian Jenderal Qasem Soleimani. Pemimpin pasukan Quds, Garda Revolusi Iran itu dirudal saat hendak menuju Bandara International Baghdad di Irak.


"Investigasi secara luas sudah dilakukan dan beberapa pihak sudah ditangkap," kata Juru Bicara Kementerian Hukum Iran, Gholamhossein Esmaili, sebagaimana dilansir AFP Selasa (14/1/2020).

"Serangkaian investigasi sudah dilakukan ... Saran-saran sudah diberikan sejauh ini untuk mencari kebenaran."

Meski demikian, Iran belum menyebutkan jelas siapa saja pihak yang ditahan. Sebelumnya Pemimpin Angkatan Udara Garda Revolusi, Brigadir General Amirali Hajizadeh mengaku bertanggung jawab sepenuhnya namun tembakan dilakukan atas inisiatif pribadi.

Sementara itu Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato resminya di televisi nasional Iran, mengatakan akan menghukum semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan yang tak disengaja itu.

"Ini adalah kesalahan yang tak termaafkan," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters. "Satu orang saja tidak bisa bertanggung jawab pada kecelakaan pesawat ini."


Ia pun menambahkan hal ini adalah peristiwa tragis yang akan diinvestigasi negara tersebut. Bahkan ia membuka pintu kepada publik Iran dan negara lain yang warganya menjadi korban, untuk berpartisipasi.

"Pasukan militer Iran menyadari kesalahan mereka. Ini adalah langkah awal yang baik," katanya. "Kita akan meyakinkan masyarakat bahwa hal ini tak akan terjadi lagi."

Sementara itu, lima negara yang warganya menjadi korban kecelakaan pesawat tujuan Teheran-Kiev, Ukraina ini, kemungkinan akan mengajukan langkah hukum terhadap Iran. Kelima negara tersebut yakni Ukraina, Swedia, Afganistan, Jerman, dan Inggris.

Dalam wawancara dengan Reuters di Singapura, Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko mengatakan pembicaraan soal gugatan tersebut akan dilakukan Kamis (16/1/2020).

"Kami telah membuat grup yang terdiri dari para menteri luar negeri dari negara yang berduka. Di 16 Januari kami akan bertemu secara personal di London untuk berdiskusi, cara, termasuk hukum, bagaimana kami mem-follow up ini, bagaimana kami menghukum mereka (Iran)," katanya.

[Gambas:Video CNBC]



Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kembali berkomentar terkait jatuhnya Boeing 737 milik Ukraine International Airlines di Teheran, Iran.

Dalam wawancaranya dengan sebuah televisi, seperti dikutip AFP, ia mengatakan para korban di pesawat yang jatuh sebenarnya bisa tetap hidup.

Terutama jika tidak ada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, seperti yang baru-baru ini terjadi, karena dipicu serangan AS.

"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu, orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," ujarnya dalam transkrip yang dibagikan ke media.

Ia pun menambahkan, dirinya dan masyarakat internasional, sangat jelas dalam memandang persoalan nuklir Iran, yang menjadi alasan kemarahan AS ke negara Syiah tersebut.

Tetapi, kata Trudeau, mengelola ketegangan yang disebabkan oleh tindakan AS, juga sangat diperlukan. Ia menegaskan tidak mendukung apa pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani oleh AS, yang menjadi awal serangan balasan Iran.

Sebanyak 176 penumpang tewas dalam pesawat naas itu. Sebanyak 57 diantaranya merupakan warga negara Kanada.


Sementara itu, protes masih terjadi di Iran karena tragedi salah tembak ini. Bahkan, memasuki hari keempat, di mana rentetan protes pertama terjadi Sabtu lalu.

Para demonstran mengecam pemimpin negara tersebut. Polisi anti huru hara pun dikerahkan untuk menghadapi para demonstran.

Dalam sebuah video terlihat para demonstran yang sebagian besar para siswa meneriakkan kata-kata "Ulama enyahlah!" Di luar universitas di Isfahan dan di Teheran, dengan polisi anti huru hara bersiaga di jalan itu.

Massa pengunjuk rasa sebelumnya juga membawa sejumlah spanduk yang ditujukkan pada Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei. "Minta maaf-lah dan mundur," tulis sejumlah poster yang dibawa oleh sebagian pendemo sebagaimana digambarkan Reuters.

Bahkan, sebagaimana dikutip dari CNBC International, sebagian massa juga sampai meneriakkan hukuman mati untuk Ayatollah yang dianggap sebagai diktator. "Matilah Diktator," tulis salah satu poster.

Polisi dikabarkan mengamankan aksi tersebut. Demo tak hanya terjadi di Teheran tapi sejumlah kota lain. Namun menurut Reuters karena akses yang sangat terbatas, sangat sulit melakukan peliputan independen.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular