Internasional

Presiden Iran Soal Salah Tembak Boeing: Ini Tidak Termaafkan!

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
14 January 2020 15:54
Presiden Iran Hassan Rouhani mengaku akan menghukum semua pihak yang bertanggung jawab.
Foto: Presiden Iran Hassan Rouhani (AP/Ebrahim Noroozi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Hassan Rouhani akhirnya kembali bersuara terkait penembakan pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines yang membawa 176 penumpang.

Dalam pidato resminya di televisi nasional Iran, ia mengatakan akan menghukum semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan yang tak disengaja itu.

"Ini adalah kesalahan yang tak termaafkan," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (14/1/2019). "Satu orang saja tidak bisa bertanggung jawab pada kecelakaan pesawat ini."

Ia pun menambahkan hal ini adalah peristiwa tragis yang akan diinvestigasi negara tersebut. Bahkan ia membuka pintu kepada publik Iran dan negara lain yang warganya menjadi korban, untuk berpartisipasi.

"Pasukan militer Iran menyadari kesalahan mereka. Ini adalah langkah awal yang baik," katanya. "Kita akan meyakinkan masyarakat bahwa hal ini tak akan terjadi lagi."

Sementara itu, lima negara yang warganya menjadi korban kecelakaan pesawat tujuan Teheran-Kiev, Ukraina ini, kemungkinan akan mengajukan langkah hukum terhadap Iran. Kelima negara tersebut yakni Ukraina, Swedia, Afganistan, Jerman, dan Inggris.

Dalam wawancara dengan Reuters di Singapura, Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko mengatakan pembicaraan soal gugatan tersebut akan dilakukan Kamis (16/1/2020).

"Kami telah membuat grup yang terdiri dari para menteri luar negeri dari negara yang berduka. Di 16 Januari kami akan bertemu secara personal di London untuk berdiskusi, cara, termasuk hukum, bagaimana kami mem-follow up ini, bagaimana kami menghukum mereka (Iran)," katanya.

Sedangkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyayangkan peristiwa yang menewaskan 56 warganya. Di sebuah televisi, seperti dikutip AFP, ia mengatakan sebenarnya para korban bisa tetap hidup, bila tidak ada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah karena dipicu serangan AS.

"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu, orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," ujarnya dalam transkrip yang dibagikan ke media.

Ia pun menambahkan, dirinya dan masyarakat internasional, sangat jelas dalam memandang persoalan nuklir Iran, yang menjadi alasan kemarahan AS ke negara Syiah tersebut.

Tetapi, kata Trudeau, mengelola ketegangan yang disebabkan oleh tindakan AS, juga sangat diperlukan. Ia menegaskan tidak mendukung apa pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani oleh AS, yang menjadi awal serangan balasan Iran.

Pesawat Ukraine Airlines jatuh sesaat setelah take off pada 8 Januari 2020 lalu. Meski awalnya menolak, Iran akhirnya mengakui secara tak sengaja menembak pesawat naas tersebut.

Ini dilakukan saat ketegangan AS dan Iran sedang meningkat. Di hari yang sama, Iran juga menggempur pangkalan militer AS di Irak dengan rudal, sebagai balasan atas serangan AS yang menewaskan Jenderal Soleimani 3 Januari lalu.

Sebelumnya insiden salah tembak ini membuat publik Iran marah. Pasalnya warga Iran juga menjadi korban peristiwa ini.

Bahkan demonstrasi terjadi tiga hari terakhir. Bukan hanya menuntut pemerintah bertanggung jawab tapi juga meminta Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei untuk mundur dan keluar dari Iran.


[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Pesawat Boeing Tertembak Rudal, Iran Tangkap 30 Orang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular