Iran-AS Bakal 'Temu Kangen' di Wina, Bahas Nuklir!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 April 2021 08:46
In this photo released Tuesday, July 28, 2020, by Sepahnews, missiles are fired in a Revolutionary Guard military exercise. Iran's paramilitary Revolutionary Guard fired a missile from a helicopter targeting the mock-up aircraft carrier in the strategic Strait of Hormuz. That's according to footage aired on state television on Tuesday. Iranian commandos also fast-roped down from a helicopter onto the replica in the footage from the exercise called
Foto: Rudal ditembakkan dalam latihan militer Garda Revolusi yang menargetkan kapal induk tiruan AS. (Sepahnews via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran dan Amerika Serikat (AS) mengemukakan bahwa mereka akan mengadakan pembicaraan secara tidak langsung di Wina, Austria pada Selasa pekan depan.

Pembicaraan ini merupakan bagian dari negosiasi yang lebih luas untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir pada 2015 lalu antara Taheran dan kekuatan global.

Taheran sendiri telah mengesampingkan diskusi bilateral tatap muka, namun kehadiran Iran dan AS di Ibu Kota Austria itu akan membantu memfokuskan upaya untuk membawa semua pihak kembali kepada perjanjian yang disepakati.

Apalagi, langkah ini telah disambut Washington sebagai langkah maju dan sehat, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/4/2021).

Tujuan pertemuan ini untuk mencapai kesepakatan dalam dua bulan, kata seorang pejabat senior Uni Eropa. Iran telah mengadakan pemilihan pada bulan Juni mendatang.

Donald Trump, eks Presiden AS sebelumnya telah menarik diri dari pakta nuklir di 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran yang mendorong negara tersebut melanggar perjanjian nuklir.

DI bawah komando Joe Biden, AS ingin menghidupkan kembali perjanjian tersebut kendati Washington dan Taheran masih berselisih siapa yang harus mengambil langkah awal.

"Iran dan AS akan berada di kota yang sama, tetapi bukan ruangan yang sama," kata sumber diplomatik Eropa.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pembicaraan akan disusun di sekitar kelompok kerja yang dibentuk Uni Eropa dengan peserta yang tersisa, termasuk Iran.

"Kami tidak mengantisipasi pembicaraan langsung karena akan ada diskusi yang sulit ke depan. Tapi kami yakin ini adalah langkah maju yang sehat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun, Price menambahkan bahwa Washington tetap terbuka untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Teheran.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri lainnya, Jalina Porter mengulang seruan agar Iran membebaskan semua warga AS yang ditahan, dengan mengatakan keselamatan mereka adalah prioritas utama bagi AS.

Iran, China, Rusia, Prancis, Jerman dan Inggris, atau semua negara yang terlibat dalam kesepakatan nuklir akan mengadakan pertemuan virtual untuk melihat perkembangannya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lanjutkan Kesepakatan Nuklir AS Siap Cabut Sanksi Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular