Round Up

Cerita Iran Akui Tembak Pesawat Ukraina & Warga yang Murka

Anisatul Umah & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 January 2020 08:46
Cerita Iran Akui Tembak Pesawat Ukraina & Warga yang Murka
Jakarta, CNBC IndonesiaIran akhirnya mengakui kelalaiannya menyebabkan pesawat Ukraine International Airlines jatuh. Angkatan Bersenjata Iran mengatakan bahwa pesawat jet jenis Boeing 737-800 berpenumpang 176 orang itu celaka karena tak sengaja tertembak rudal pada 8 Januari 2020.

Dilansir dari kantor berita AFP Sabtu (11/1/2020), Iran menyebutkan hal tersebut karena human error. Selain itu, pesawat tersebut terbang di wilayah yang berdekatan dengan lokasi militer sensitif.


Padahal sebelumnya pihak Iran telah membantah tuduhan ini. Bahkan Iran mengatakan hal tersebut rumor yang dihembuskan AS.

"Internal investigasi Angkatan bersenjata telah menyimpulkan bahwa rudal yang disesalkan ditembakkan karena kesalahan manusia yang berdampak pada jatuhnya pesawat Ukraina & kematian 176 orang tak bersalah. Investigasi dilanjut untuk mengidentifikasi dan menuntut atas tragedi besar ini dan kesalahan tak termaafkan," cuit Presiden Iran Hassan Rouhani lewat akun Twitter-nya.

"Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang fatal ini. Pikiran dan doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang berkabung (ditinggalkan). Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus."



[Gambas:Video CNBC]





Presiden Ukraina buka suara terkait dengan pengakuan yang disampaikan oleh Angkatan Bersenjata Iran. Presiden Volodymyr Zelensky melalui akun facebook pribadinya menulis bahwa ia menuntut Iran untuk menghukum pihak-pihak yang bertanggungjawab atas penembakan tersebut.

Iran juga dituntut membayarkan kompensasi dan mengembalikan jasad korban jatuhnya pesawat tersebut, serta menyampaikan permintaan maaf secara resmi.

"Kami mengharap Iran untuk membawa yang bersalah ke pengadilan. Kami berharap penyelidikan akan dilakukan tanpa penundaan yang disengaja dan tanpa hambatan," tulis Zelensky yang dilansir dari kantor berita AFP.




Rakyat Iran pada akhir pekan lalu melakukan demonstrasi. Massa pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan kemarahan mereka ke pemerintah.

Mereka bahkan menuntut kematian Pemimpin Tertinggi mereka, Ayatollah Ali Khamenei. "Matilah Diktator," demikian bunyi salah satu poster yang dibawa pendemo, sebagaimana dilaporkan CNBC International.


"Minta maaf-lah dan mundur," bunyi sejumlah poster lainnya yang dibawa oleh sebagian pendemo pada Minggu (12/1/2020), sebagaimana dilaporkan Reuters.

Kejadian ini memberi luka mendalam bagi keluarga korban dan membuat rakyat sangat marah. Apalagi sebelumnya pemerintah Iran sempat tidak mengakui telah menembak jatuh pesawat itu dengan rudal, dan mengatakan penyebab jatuhnya akibat masalah mesin.

Sebagai informasi, penembakan rudal Iran pada Rabu lalu dilakukan bertepatan dengan serangan balasan yang diluncurkan negara terhadap AS. Negeri Paman Sam telah meluncurkan serangan drone di Bandara internasional Baghdad pada 3 Januari.

Serangan yang diperintahkan Presiden Donald Trump itu menewaskan beberapa orang penting Iran. Termasuk Jenderal Qasem Soleimani.

"Ini waktu yang sangat sensitif bagi Iran, sekarang pemerintah menghadapi masalah kredibilitas yang serius. Setelah membuka kebenarannya, mereka juga salah mengatasi situasinya," ujar pejabat senior di pemerintahan Iran yang tak mau menyebut namanya, dikutip dari Reuters.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular