
Kaleidoskop Internasional 2019
Tsunami Demo Hong Kong, dari Protes RUU ke Tuntutan Merdeka
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
31 December 2019 10:21

Pada 12 Agustus bandara Hong Kong memutuskan untuk membatalkan penerbangan. Ini dilakukan setelah tempat itu diserbu oleh ribuan demonstran berpakaian hitam.
15 Agustus, ribuan personel militer China berpawai di Shenzhen, tepat di seberang perbatasan. Meski tidak masuk ke Hong Kong, militer China diperkirakan sudah bersiap masuk ke wilayah itu kapanpun diperlukan.
Pada 25 Agustus, untuk pertama kalinya polisi menggunakan meriam air dan menembakkan tembakan peringatan guna membubarkan demo. Ini dilakukan setelah pengunjuk rasa melemparkan batu bata dan bom molotov ke polisi.
Lalu pada 4 September, akhirnya Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan membatalkan RUU ekstradisi. Meski demikian, langkah ini tak mampu menghentikan demo yang terjadi.
Aktivis menyebutkan langkah Lam terlambat. Demonstrasi kini bukan hanya soal RUU Ekstradisi tapi juga soal "kemerdekaan" Hong Kong.
(sef/sef)
15 Agustus, ribuan personel militer China berpawai di Shenzhen, tepat di seberang perbatasan. Meski tidak masuk ke Hong Kong, militer China diperkirakan sudah bersiap masuk ke wilayah itu kapanpun diperlukan.
Pada 25 Agustus, untuk pertama kalinya polisi menggunakan meriam air dan menembakkan tembakan peringatan guna membubarkan demo. Ini dilakukan setelah pengunjuk rasa melemparkan batu bata dan bom molotov ke polisi.
Lalu pada 4 September, akhirnya Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan membatalkan RUU ekstradisi. Meski demikian, langkah ini tak mampu menghentikan demo yang terjadi.
(sef/sef)
Pages
Most Popular