
Jangan Diam Pak Jokowi, Lifting Minyak RI Bisa Anjlok 50%!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 December 2019 10:41

Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan teknologi ini dalam meningkatkan produksi minyak.
Beberapa faktor tersebut antara lain adalah karakteristik minyak dan sumur pengeboran, aktivitas penelitian dan pengembangan serta hasil dari pilot project hingga ketersediaan infrastruktur. Faktor-faktor di atas tentu akan mempengaruhi nilai keekonomisan dari teknologi ini.
Saat ini PT Pertamina Persero melalui anak perusahaannya PT Pertamina EP telah memulai proyek EOR untuk meningkatkan produksi minyak mentah tanah air.
Mengutip website resmi Pertamina, implementasi EOR menggunakan bahan kimia telah dilakukan di lapangan Tanjung sejak Desember tahun lalu. Teknologi injeksi polymer merupakan teknologi yang telah terbukti dan telah diimplentasi lebih dari 30 tahun di berbagai lapangan minyak di dunia dengan rata-rata peningkatan Recovery Factor (RF) sebesar 5-10% terhadap Original Oil in Place (OOIP).
Dalam 5 tahun terakhir, ada beberapa lapangan di dunia yang sudah melakukan proyek polymer flooding diantaranya adalah Venezuela (2017), Brazil (2017), dan Suriname (2014-2016).
Dalam waktu 5 tahun kedepan, Pertamina EP akan melakukan pilot dan full scale chemical EOR di 5 struktur, yaitu Tanjung, Sago, Rantau, Jirak dan Limau, dan CO2 flooding di 3 struktur, yaitu Sukowati, Jatibarang dan Ramba.
Lapangan Tanjung dipilih dengan menggunakan polymer karena karakter low recovery faktor dan high level dari cadangan heterogen. Saat ini Tanjung Polymer Field Trial telah memasuki fase ketiga.
“Diharapkan dengan adanya Polymer ini , dalam jangka waktu dua tahun akan dapat diperoleh penambahan minyak sebesar 45.000 BOPD”, harap Nanang mengakhiri penjelasannya, mengutip website resmi PT Pertamina Persero.
Berdasarkan kalkulasi Pertamina, penggunaan teknologi ini akan menambah biaya sebesar US$ 5/barel dari total biaya operasional yang mencapai US$ 40/barel. Masih lebih rendah dibanding harga minyak dunia yang berkisar di angka US$ 60/barel. Sehingga masih tergolong ekonomis.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Saat ini PT Pertamina Persero melalui anak perusahaannya PT Pertamina EP telah memulai proyek EOR untuk meningkatkan produksi minyak mentah tanah air.
Mengutip website resmi Pertamina, implementasi EOR menggunakan bahan kimia telah dilakukan di lapangan Tanjung sejak Desember tahun lalu. Teknologi injeksi polymer merupakan teknologi yang telah terbukti dan telah diimplentasi lebih dari 30 tahun di berbagai lapangan minyak di dunia dengan rata-rata peningkatan Recovery Factor (RF) sebesar 5-10% terhadap Original Oil in Place (OOIP).
Dalam waktu 5 tahun kedepan, Pertamina EP akan melakukan pilot dan full scale chemical EOR di 5 struktur, yaitu Tanjung, Sago, Rantau, Jirak dan Limau, dan CO2 flooding di 3 struktur, yaitu Sukowati, Jatibarang dan Ramba.
Lapangan Tanjung dipilih dengan menggunakan polymer karena karakter low recovery faktor dan high level dari cadangan heterogen. Saat ini Tanjung Polymer Field Trial telah memasuki fase ketiga.
“Diharapkan dengan adanya Polymer ini , dalam jangka waktu dua tahun akan dapat diperoleh penambahan minyak sebesar 45.000 BOPD”, harap Nanang mengakhiri penjelasannya, mengutip website resmi PT Pertamina Persero.
Berdasarkan kalkulasi Pertamina, penggunaan teknologi ini akan menambah biaya sebesar US$ 5/barel dari total biaya operasional yang mencapai US$ 40/barel. Masih lebih rendah dibanding harga minyak dunia yang berkisar di angka US$ 60/barel. Sehingga masih tergolong ekonomis.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular