Maaf, EOR Belum Jadi Harapan Kerek Produksi Minyak RI di 2021

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 June 2020 13:31
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC IndonesiaSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) belum bisa menjadi harapan untuk meningkatkan produksi minyak tahun depan. Hal itu disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui selepas rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (29/06/2020).

Ia mengatakan yang bisa menjadi harapan tahun depan adalah potensi-potensi blok yang memiliki potensi yang langsung bisa diproduksi, jika jumlah sumur ditingkatkan.


"Ya (EOR) barangkali masih belum jadi harapan tahun depan," tegas Dwi

Dalam rapat kerja yang digelar hari ini di ruang rapat Komisi VII DPR RI, DPR bersama Kementerian ESDM mengusulkan lifting migas tahun 2021 sebesar 1,68 juta BOPD - 1,72 juta BOPD. Dengan perincian lifting minyak bumi 690 ribu BOPD - 710 ribu BOPD dan lifting gas bumi sebesar 990 ribu BOPD - 1,01 juta BOPD.

Menanggapi usulan ini, Dwi mengatakan, angka ini jika dilihat menunjukkan ada tantangan bagi SKK Migas. Karena tahun depan ditargetkan tidak ada decline alias penurunan.

"Kan dibanding dengan outlook tahun 2020 jadi kita tahun depan diharapkan tidak decline," kata Dwi.



Ia berharap agar tahun depan bisa ada sedikit peningkatan produksi jika tidak ditemukan cadangan baru. Tantangannya adalah pengeboran yang lebih agresif.

"Investasi yang lebih agresif. Jadi oleh karena itu, nanti kami akan bicara dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar kita mengharapkan pengeboran dan investasi lain," ujar Dwi.

Peningkatan produksi minyak dengan teknologi EOR digadang-gadang bisa meningkatkan produksi minyak 1 juta barel. Vice President IPA Ronald Gunawan mengatakan penerapan teknologi EOR untuk meningkatkan produksi minyak memakan waktu karena prosesnya cukup panjang.



Mulai dari proses perencanaan, studi, pencocokan metode, kemudian pengembangan. Menurut Ronald, EOR hanya salah satu kontribusi mendukung program produksi 1 juta barel minyak di 2030.

"EOR tidak instant, itu yang penting," ungkapnya, beberapa waktu lalu. 

Saat zat kimia EOR disuntikkan, membutuhkan waktu sampai produksi meningkat. Butuh reaksi kimia agar minyaknya tertangkap.

"Kamu inject nggak langsung produksi. Itu perlu waktu. Ada proses dalam tanah, agar ada reaksi kimia supaya oil terperangkap," imbuhnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Target Lifting Minyak 1 Juta Barel/Hari di 2030, Realistis?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular