
SKK Pesimistis, Pertamina Malah Pede 1 Juta Barel di 2026
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 February 2020 17:03

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menargetkan peningkatan produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari pada tahun 2026. Target ini lebih cepat dari yang diproyeksikan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yakni tahun 2030.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya optimis bisa lebih cepat melalui Enhanced Oil Recovery (EOR) dan cadangan yang diproduksikan.
"Target SKK Migas 2030, tapi kami sedang membuat optimis case dengan EOR itu di 2026. Kita harapkan, karena apa di 2026, karena kilang yang kita bangun mulai produksi," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat panja di Komisi VI, kemarin, (25/02/2020).
Dengan mulai berproduksinya kilang, maka perlu tambahan pasokan crude. Bekerjasama dengan SKK Migas, saat ini tengah didetailkan lagi tekhnologi-tekhnologi yang bisa digunakan untuk mempercepat tambahan produksi di hulu.
Menurut Nicke saat ini kapasitas kilang yang ada mampu memproduksi 1 juta barel per hari, di mana kapasitas terpakainya saat ini 917 ribu barel. Nantinya akan ditingkatkan menjadi double kapasitas, sehingga pada tahun 2026 kapasitasnya 2 juta barel per hari.
Lebih lanjut dirinya mengatakan terkait percepatan produksi 1 juta barel di tahun 2026 dibicarakan dengan SKK Migas. "Karena per satu blok treatmentnya berbeda, itu kerja kita bareng SKK," tegasnya.
Keseriusan Pertamina menurutnya dapat dilihat dari investasi pertamina yang di dominasi sektor hulu. Mulai tahun ini sampai ke depan sebesar 60%. "Adapun yang lainnya adalah dengan EOR. Ini yang menjadi kunci nanti meningkatkan produksi di Rokan," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan masih memiliki target yang sama yakni di tahun 2030.
"2030 dan sekarang kita memang sedang mengupayakan proses-proses mana yang bisa dipercepat yang intinya pemerintah mengharapkan segala macam perbaikan yang direncanakan di SKK ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia saat ditemui di Kementerian ESDM, Kamis, (13/02/2020).
Dirinya menyebut untuk mendorong percepatan dalam hal ini SKK Migas tidak bisa berjalan sendiri. Namun perlu kerjasama yang apik dengan Kementerian ESDM karena perizinan diberikan oleh Kementerian ESDM.
"Proses tadi itu harus betul-betul terintegrasi dengan lebih baik SKK dengan ESDM bukan hanya SKK saja dipercepat ESDM juga harus dipercepat sehingga kita bisa mempercepat proses-proses," imbuhnya.
(gus/gus) Next Article Jangan Diam Pak Jokowi, Lifting Minyak RI Bisa Anjlok 50%!
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya optimis bisa lebih cepat melalui Enhanced Oil Recovery (EOR) dan cadangan yang diproduksikan.
"Target SKK Migas 2030, tapi kami sedang membuat optimis case dengan EOR itu di 2026. Kita harapkan, karena apa di 2026, karena kilang yang kita bangun mulai produksi," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat panja di Komisi VI, kemarin, (25/02/2020).
Menurut Nicke saat ini kapasitas kilang yang ada mampu memproduksi 1 juta barel per hari, di mana kapasitas terpakainya saat ini 917 ribu barel. Nantinya akan ditingkatkan menjadi double kapasitas, sehingga pada tahun 2026 kapasitasnya 2 juta barel per hari.
Lebih lanjut dirinya mengatakan terkait percepatan produksi 1 juta barel di tahun 2026 dibicarakan dengan SKK Migas. "Karena per satu blok treatmentnya berbeda, itu kerja kita bareng SKK," tegasnya.
Keseriusan Pertamina menurutnya dapat dilihat dari investasi pertamina yang di dominasi sektor hulu. Mulai tahun ini sampai ke depan sebesar 60%. "Adapun yang lainnya adalah dengan EOR. Ini yang menjadi kunci nanti meningkatkan produksi di Rokan," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan masih memiliki target yang sama yakni di tahun 2030.
"2030 dan sekarang kita memang sedang mengupayakan proses-proses mana yang bisa dipercepat yang intinya pemerintah mengharapkan segala macam perbaikan yang direncanakan di SKK ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia saat ditemui di Kementerian ESDM, Kamis, (13/02/2020).
Dirinya menyebut untuk mendorong percepatan dalam hal ini SKK Migas tidak bisa berjalan sendiri. Namun perlu kerjasama yang apik dengan Kementerian ESDM karena perizinan diberikan oleh Kementerian ESDM.
"Proses tadi itu harus betul-betul terintegrasi dengan lebih baik SKK dengan ESDM bukan hanya SKK saja dipercepat ESDM juga harus dipercepat sehingga kita bisa mempercepat proses-proses," imbuhnya.
(gus/gus) Next Article Jangan Diam Pak Jokowi, Lifting Minyak RI Bisa Anjlok 50%!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular