
Internasional
Ini Negara-negara yang Ekonominya Rontok Karena Krisis
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 November 2019 11:55

Inggris
PDB Inggris di kuartal III-2019 terlihat hanya tumbuh 0,3%. Sebelumnya di kuartal II-2019, ekonomi Inggris berkontraksi 0,2%.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan kuartal III-2018 (year-on-year/YoY), pertumbuhan kuartal III melambat menjadi 1%. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat sejak tiga bulan pertama di 2010.
Sementara data manufaktur untuk September mencatatkan penurunan 0,4% dari Agustus, dan turun 1,8% dari September 2019. Menanggapi hal ini, Ross Walker, Kepala Ekonomi Inggris & Eropa di Pasar Natwest, mengatakan angka-angka itu sedikit mengecewakan.
Ia mengatakan ada sedikit pertumbuhan dalam penjualan ritel dan dia berharap hal ini akan mampu menopang pertumbuhan sedikit lebih tinggi.
Malaysia
Ekonomi Malaysia tumbuh 4,4% pada kuartal III-2019 secara tahunan atau year on year (YoY). Angka ini merupakan pertumbuhan paling lambat dalam setahun terakhir, kata bank sentral Malaysia. Penyebab perlambatan itu di antaranya adalah melemahnya ekspor sebagai dampak dari perang dagang berkepanjangan antara AS dengan China.
Angka pertumbuhan 4,4% sesuai dengan proyeksi analis yang disurvei Reuters. Namun, angka itu turun dari pertumbuhan 4,9% di kuartal kedua. Malaysia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang mencatat akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal April-Juni dari kuartal sebelumnya.
Mengutip Reuters, Bank Negara Malaysia (BNM) mempertahankan target pertumbuhan setahun penuh sebesar 4,3% - 4,8%. Sementara pemerintah memproyeksikan pertumbuhan di angka 4,7%.
Hong Kong
Meski bukan negara dan bagian dari China, Hong Kong memiliki sistem sendiri yang mengatur perekonomian. Walaupun kota ini tertekan ekonominya karena demo yang terus terjadi, ternyata perang dagang juga memberi pengaruh pada melemahnya ekonomi pusat keuangan dunia itu.
Selama kuartal III-2019, PDB Hong Kong tercatat 3,2%. Sebelumnya di kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong turun -0,4%. (sef/sef)
PDB Inggris di kuartal III-2019 terlihat hanya tumbuh 0,3%. Sebelumnya di kuartal II-2019, ekonomi Inggris berkontraksi 0,2%.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan kuartal III-2018 (year-on-year/YoY), pertumbuhan kuartal III melambat menjadi 1%. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat sejak tiga bulan pertama di 2010.
Ia mengatakan ada sedikit pertumbuhan dalam penjualan ritel dan dia berharap hal ini akan mampu menopang pertumbuhan sedikit lebih tinggi.
Malaysia
Ekonomi Malaysia tumbuh 4,4% pada kuartal III-2019 secara tahunan atau year on year (YoY). Angka ini merupakan pertumbuhan paling lambat dalam setahun terakhir, kata bank sentral Malaysia. Penyebab perlambatan itu di antaranya adalah melemahnya ekspor sebagai dampak dari perang dagang berkepanjangan antara AS dengan China.
Angka pertumbuhan 4,4% sesuai dengan proyeksi analis yang disurvei Reuters. Namun, angka itu turun dari pertumbuhan 4,9% di kuartal kedua. Malaysia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang mencatat akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal April-Juni dari kuartal sebelumnya.
Mengutip Reuters, Bank Negara Malaysia (BNM) mempertahankan target pertumbuhan setahun penuh sebesar 4,3% - 4,8%. Sementara pemerintah memproyeksikan pertumbuhan di angka 4,7%.
Hong Kong
Meski bukan negara dan bagian dari China, Hong Kong memiliki sistem sendiri yang mengatur perekonomian. Walaupun kota ini tertekan ekonominya karena demo yang terus terjadi, ternyata perang dagang juga memberi pengaruh pada melemahnya ekonomi pusat keuangan dunia itu.
Selama kuartal III-2019, PDB Hong Kong tercatat 3,2%. Sebelumnya di kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong turun -0,4%. (sef/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular