
Internasional
Hong Kong Kian Mencekam, Ini Kronologi 5 Bulan Demo
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 November 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Protes pro-demokrasi Hong Kong telah berubah menjadi kekerasan sejak Juni lalu. Hal ini menjerumuskan bekas koloni Inggris itu ke dalam krisis yang paling parah sejak kembali ke kekuasaan China pada 1997.
Bentrokan seakan tak kunjung berakhir. Berikut rekap kejadian selama lima bulan kerusuhan terjadi.
Bentrokan Pertama
Kekerasan di Hong Kong terjadi 9 Juni 2019 lalu. Pada saat itu setidaknya lebih dari 1 juta orang berpartisipasi dalam aksi protes rancangan undang-undang (RUU) pemerintah soal ekstradisi.
Hari berlalu, mulailah terjadi bentrokan antara sejumlah demonstran dengan aparat keamanan (polisi). Puncaknya terjadi pada 12 Juni.
Dalam menghalau demonstran, polisi menggunakan gas air mata, peluru karet dan pentungan. Dari situ jatuhlah korban terluka, hingga demonstran tewas karena jatuh dari atap.
2 Juta Demonstran
Setelah aksi demo itu, pemimpin Hong Kong, Carrie Lam menangguhkan pengerjaan RUU pada 15 Juni. Tidak puas, ternyata demonstran menuntut penarikan penuh atas RUU tersebut.
Kota ini berpenduduk 7,3 juta jiwa, dan dua juta orang turun dalam aksi ini. Pada 1 Juli, peringatan kembalinya Hong Kong ke China membuat ratusan pemrotes mendatangi parlemen dan menggeledah gedung itu.
Aparat Semakin Ofensif
Pada 21 Juli, para pendukung pro pemerintah dengan topeng dan senjata tongkat, memukuli pengunjuk rasa di sebuah stasiun kereta api, Mereka diduga merupakan bagian dari kelompok gangster triad di Hong Kong.
Pada 27 dan 28 Juli, kekerasan terjadi antara aparat kepolisian dan pengunjuk rasa. Beijing mendukung aksi aparat dan puluhan demonstran ditangkap.
Tanggal 5 Agustus, pemogokan terjadi lagi di kota ini. Protes itu membuat aktivitas kota itu terhenti.
Kekacauan di Bandara
Pada 12 Agustus bandara Hong Kong memutuskan untuk membatalkan penerbangan. Ini dilakukan setelah tempat itu diserbu oleh ribuan demonstran berpakaian hitam.
15 Agustus, ribuan personel militer China berpawai di Shenzhen, tepat di seberang perbatasan. Meski tidak masuk ke Hong Kong, militer China diperkirakan sudah bersiap masuk ke wilayah itu kapanpun diperlukan.
Bentrokan seakan tak kunjung berakhir. Berikut rekap kejadian selama lima bulan kerusuhan terjadi.
Bentrokan Pertama
Hari berlalu, mulailah terjadi bentrokan antara sejumlah demonstran dengan aparat keamanan (polisi). Puncaknya terjadi pada 12 Juni.
Dalam menghalau demonstran, polisi menggunakan gas air mata, peluru karet dan pentungan. Dari situ jatuhlah korban terluka, hingga demonstran tewas karena jatuh dari atap.
2 Juta Demonstran
Setelah aksi demo itu, pemimpin Hong Kong, Carrie Lam menangguhkan pengerjaan RUU pada 15 Juni. Tidak puas, ternyata demonstran menuntut penarikan penuh atas RUU tersebut.
Kota ini berpenduduk 7,3 juta jiwa, dan dua juta orang turun dalam aksi ini. Pada 1 Juli, peringatan kembalinya Hong Kong ke China membuat ratusan pemrotes mendatangi parlemen dan menggeledah gedung itu.
Aparat Semakin Ofensif
Pada 21 Juli, para pendukung pro pemerintah dengan topeng dan senjata tongkat, memukuli pengunjuk rasa di sebuah stasiun kereta api, Mereka diduga merupakan bagian dari kelompok gangster triad di Hong Kong.
Pada 27 dan 28 Juli, kekerasan terjadi antara aparat kepolisian dan pengunjuk rasa. Beijing mendukung aksi aparat dan puluhan demonstran ditangkap.
Tanggal 5 Agustus, pemogokan terjadi lagi di kota ini. Protes itu membuat aktivitas kota itu terhenti.
Kekacauan di Bandara
Pada 12 Agustus bandara Hong Kong memutuskan untuk membatalkan penerbangan. Ini dilakukan setelah tempat itu diserbu oleh ribuan demonstran berpakaian hitam.
15 Agustus, ribuan personel militer China berpawai di Shenzhen, tepat di seberang perbatasan. Meski tidak masuk ke Hong Kong, militer China diperkirakan sudah bersiap masuk ke wilayah itu kapanpun diperlukan.
Pages
Most Popular