Internasional

Hong Kong Kian Mencekam, Ini Kronologi 5 Bulan Demo

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 November 2019 13:38
Hong Kong Kian Mencekam, Ini Kronologi 5 Bulan Demo (2)
Foto: Demo Hong Kong (REUTERS/Thomas Peter)

Tembakan Pertama

Pada 25 Agustus, untuk pertama kalinya polisi menggunakan meriam air dan menembakkan tembakan peringatan guna membubarkan demo. Ini dilakukan setelah pengunjuk rasa melemparkan batu bata dan bom molotov ke polisi.

RUU Ekstradisi Ditangguhkan

Pada 4 September, akhirnya Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan membatalkan RUU ekstradisi. Meski demikian, langkah ini tak mampu menghentikan demo yang terjadi.

Aktivis menyebutkan langkah Lam terlambat. Demonstrasi kini bukan hanya soal RUU Ekstradisi tapi juga soal "kemerdekaan" Hong Kong.

Kekerasan Meningkat

Pada 29 September terjadi konfrontasi paling intens antara aparat dan juga pendemo. Kerusuhan itu terus terjadi dan memuncak pada 1 Oktober, saat perayaan hari ulang tahun China.

Pada tanggal tersebut, polisi untuk pertama kalinya menembak seorang demonstran pro-demokrasi. Demonstran ditembak dari jarak dekat, saat adu fisik terjadi antara pendemo dan polisi.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengeluarkan aturan darurat pada 4 Oktober yang melarang demonstran mengenakan masker wajah. Aturan ini semakin membuat massa marah pada pemerintah.

Di 29 Oktober, pemerintah Hong Kong kemudian melarang aktivis pro demokrasi Joshua Wong mencalonkan diri dalam pemilihan lokal, Ini juga semakin membuat pendemo mengamuk di kota itu.

Korban Jiwa Baru

Pada 3 November, seorang pria mengamuk dengan pisau ditangannya, meninggalkan setidaknya lima orang terluka. Serangan pisau lainnya terjadi beberapa hari kemudian, dan seorang politisi pro-Beijing pun terluka.

Pada 7 November, dalam kasus serupa pertama di kota itu, seorang pelajar China yang ditangkap saat protes pro-demokrasi di Hong Kong dan dijatuhi hukuman selama enam minggu penjara. Pasalnya ia memiliki senjata yang yang disebut aparat "ofensif".

Di 8 November, seorang mahasiswa Hong Kong meninggal setelah mengalami cedera kepala, ketika ia jatuh dalam bentrokan dengan polisi lima hari sebelumnya. Mahasiswa tersebut bernama Alex Chow dan berumur 22 tahun.

Makin Mengganas

Setelah akhir pekan bentrokan, kekacauan lebih lanjut terjadi lagi pada 11 November, menjadi salah satu hari bentrokan paling ganas sejak awal kerusuhan. Seorang petugas polisi menembak seorang demonstran bertopeng dalam sebuah insiden yang ditampilkan langsung di Facebook.

Demonstran bereaksi dengan mengamuk melalui stasiun kereta api, membarikade jalan-jalan dan merusak toko. Seorang lelaki juga diserang dengan cairan yang mudah terbakar oleh demonstran karena adu mulut soal demo.

Pada Kamis (14/11/2019), pendemo juga melukai Sekretaris Pengadilan Hong Kong Teresa Cheng. Perempuan itu dikabarkan mendapat luka serius karena tindakan anarkis pendemo.

Akibat kekerasan yang terus meningkat, sejumlah kantor memulangkan karyawannya lebih cepat. Bank global seperti HSBC bahkan menyerukan karyawan untuk bekerja dari rumah.

Bukan hanya itu, sekolah dan universitas juga ditutup sementara hingga Minggu (17/11/2019) di Hong Kong. Alasannya adalah untuk meminimalisir korban jiwa.

(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular