
12 Penerbangan Sriwijaya Batal Terbang, Apa Bisa Bertambah?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 November 2019 19:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 11 penerbangan Sriwijaya Air dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, batal pada Kamis (7/11/2019). Jumlah itu bertambah menjadi 12 setelah satu penerbangan lain ikut batal. Sedangkan 3 penerbangan lain, sampai sore tadi masih berstatus delay.
"Yang 3 masih belum ada keputusan, kita juga masih menunggu," kata Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soetta Angkasa Pura II, Febri Toga Simatupang ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Febri bilang, jumlah yang disebutkan tersebut hanya penerbangan yang berasal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dia tidak bisa menyebutkan penerbangan yang batal dari bandara lain.
Sejalan dengan itu, pihak bandara juga tidak punya kewenangan memberi kepastian penerbangan batal atau tidak. Semua tergantung maskapai, dalam hal ini Sriwijaya Air.
"Kan itu masih berjalan ya. Saya enggak tahu yang 3 itu jadi berjalan atau tidak . Bisa juga tetap terbang," bebernya.
Belum ada konfirmasi resmi dari pihak Sriwijaya Air mengenai pembatalan terbang sejumlah penerbangan. Upaya CNBC Indonesia melakukan konfirmasi belum membuahkan hasil. Pembatalan sejumlah penerbangan ini berbarengan dengan informasi pecah kongsi Sriwijaya-Garuda hari ini.
Informasi, soal pecah kongsi Garuda-Sriwijaya Air berawal dari pesan berantai yang beredar. Direktur Pemeliharaan dan Layanan Garuda, Iwan Joeniarto menyebutkan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari Garuda Indonesia Group, pada Rabu (7/11).
"Sriwijaya kini menjalankan bisnisnya sendiri," ungkap Iwan, Kamis (7/11/2019).
Hal ini juga dikonfirmasi Direktur Teknik Romdani Ardali Adang tak menampik informasi tersebut. Hanya, tak dijelaskan lebih lanjut alasan pemutusan kerja sama tersebut.
"Benar [pesan yang disampaikan Iwan Joeniarto]," kata Romdani kepada CNBC Indonesia.
Pihak manajemen Sriwijaya Air belum memberikan tanggapan. Manager of Corporate Communications Sriwijaya Air Retri Maya, sempat ditanyai oleh CNBC Indonesia, soal nasib penumpang yang gagal terbang, tapi belum merespons.
Pihak Garuda dan Sriwijaya keduanya sudah membenarkan soal pecah kongsi ini. Namun, perkembangan terbaru telah terjadi pertemuan kedua belah pihak, rencananya akan ada perpanjangan kerja sama dan perbaikan klausul kerja sama. Simak di sini.
(hoi/hoi) Next Article Sriwijaya Air SJ-182: Pesawat Tua Ngaruh ke Kelaikan Terbang?
"Yang 3 masih belum ada keputusan, kita juga masih menunggu," kata Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soetta Angkasa Pura II, Febri Toga Simatupang ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Febri bilang, jumlah yang disebutkan tersebut hanya penerbangan yang berasal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dia tidak bisa menyebutkan penerbangan yang batal dari bandara lain.
Sejalan dengan itu, pihak bandara juga tidak punya kewenangan memberi kepastian penerbangan batal atau tidak. Semua tergantung maskapai, dalam hal ini Sriwijaya Air.
"Kan itu masih berjalan ya. Saya enggak tahu yang 3 itu jadi berjalan atau tidak . Bisa juga tetap terbang," bebernya.
Belum ada konfirmasi resmi dari pihak Sriwijaya Air mengenai pembatalan terbang sejumlah penerbangan. Upaya CNBC Indonesia melakukan konfirmasi belum membuahkan hasil. Pembatalan sejumlah penerbangan ini berbarengan dengan informasi pecah kongsi Sriwijaya-Garuda hari ini.
Informasi, soal pecah kongsi Garuda-Sriwijaya Air berawal dari pesan berantai yang beredar. Direktur Pemeliharaan dan Layanan Garuda, Iwan Joeniarto menyebutkan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari Garuda Indonesia Group, pada Rabu (7/11).
"Sriwijaya kini menjalankan bisnisnya sendiri," ungkap Iwan, Kamis (7/11/2019).
Hal ini juga dikonfirmasi Direktur Teknik Romdani Ardali Adang tak menampik informasi tersebut. Hanya, tak dijelaskan lebih lanjut alasan pemutusan kerja sama tersebut.
"Benar [pesan yang disampaikan Iwan Joeniarto]," kata Romdani kepada CNBC Indonesia.
Pihak manajemen Sriwijaya Air belum memberikan tanggapan. Manager of Corporate Communications Sriwijaya Air Retri Maya, sempat ditanyai oleh CNBC Indonesia, soal nasib penumpang yang gagal terbang, tapi belum merespons.
Pihak Garuda dan Sriwijaya keduanya sudah membenarkan soal pecah kongsi ini. Namun, perkembangan terbaru telah terjadi pertemuan kedua belah pihak, rencananya akan ada perpanjangan kerja sama dan perbaikan klausul kerja sama. Simak di sini.
(hoi/hoi) Next Article Sriwijaya Air SJ-182: Pesawat Tua Ngaruh ke Kelaikan Terbang?
Most Popular