
Yusril Beberkan Biang Kerok Kisruh Garuda dan Sriwijaya
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 November 2019 19:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menginisiasi pertemuan antara manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Sriwijaya Air di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Kamis (7/11/2019). Turut hadir pula perwakilan dari Kementerian Perhubungan.
Selepas pertemuan, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra dan Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan enggan berbicara kepada wartawan perihal pertemuan tersebut.
Sebaliknya, pengacara Sriwijaya Air, yaitu Yusril Ihza Mahendra, bersedia berbicara kepada wartawan. Ia membenarkan terdapat kendala dan kekisruhan dalam kerja sama antara Garuda dan Sriwijaya.
"Menurut hemat saya akibat ketidakjelasan perjanjian awal yang dibuat lebih setahun yang lalu sehingga terjadi saling menyalahkan," ujar Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang tersebut.
Di satu sisi, lanjut Yusril, Sriwijaya merasa didominasi oleh Garuda. Padahal, maksud dan tujuan kerja sama adalah untuk meningkatkan kapabilitas Garuda membayar utang kepada beberapa BUMN.
Di sisi lain, Sriwijaya menilai intervensi Garuda malah berujung tidak efisien. Yusril mencontohkan perawatan pesawat yang ditangani Garuda via Garuda Maintenance Facility malah membuat ongkos operasional hingga nominal utang Sriwijaya membengkak.
"Apalagi, beberapa waktu yang lalu perjanjian KSO (kerja sama operasional) itu diubah menjadi perjanjian KSM (kerja sama manajemen) dan dengan KSM itu Garuda dengan sepihak menerapkan management fee 50 persen dan profit sharing 65 persen dari Garuda dan itu dihitung dari pendapatan kotor perusahaan. Akibatnya perusahaan bisa kolaps kalau begitu," ujarnya.
"Jadi ini sebenarnya mau menyelamatkan Sriwijaya atau malah menghancurkan Sriwijaya. Itu yang terjadi," lanjut Yusril.
Selepas pertemuan tadi, mantan pengacara Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan, perjanjian sementara Garuda dan Sriwijaya yang disepakati 31 Oktober 2019 lalu akan diperpanjang tiga bulan ke depan. Pelayanan kepada penumpang, lanjut Yusril, akan tetap berlangsung seperti biasa.
"Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diadakan revisi. Perjanjian antara pihak Sriwijaya dan Garuda. Dan itu kami akan lakukan segera. Dan tentu saya akan bertanya juga akan bertanya kepada pemegang saham mayoritas Sriwijaya apakah akan menerima proposal ini meneruskan kerja sama ini atau malah akan menghentikannya sama sekali itu nanti akan diputuskan segera dalam sehari dua hari ini," ujar Yusril.
(miq/hoi) Next Article Bos Sriwijaya Air Diberhentikan, Garuda Belum Diberitahu
Selepas pertemuan, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra dan Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan enggan berbicara kepada wartawan perihal pertemuan tersebut.
Sebaliknya, pengacara Sriwijaya Air, yaitu Yusril Ihza Mahendra, bersedia berbicara kepada wartawan. Ia membenarkan terdapat kendala dan kekisruhan dalam kerja sama antara Garuda dan Sriwijaya.
Di satu sisi, lanjut Yusril, Sriwijaya merasa didominasi oleh Garuda. Padahal, maksud dan tujuan kerja sama adalah untuk meningkatkan kapabilitas Garuda membayar utang kepada beberapa BUMN.
Di sisi lain, Sriwijaya menilai intervensi Garuda malah berujung tidak efisien. Yusril mencontohkan perawatan pesawat yang ditangani Garuda via Garuda Maintenance Facility malah membuat ongkos operasional hingga nominal utang Sriwijaya membengkak.
"Apalagi, beberapa waktu yang lalu perjanjian KSO (kerja sama operasional) itu diubah menjadi perjanjian KSM (kerja sama manajemen) dan dengan KSM itu Garuda dengan sepihak menerapkan management fee 50 persen dan profit sharing 65 persen dari Garuda dan itu dihitung dari pendapatan kotor perusahaan. Akibatnya perusahaan bisa kolaps kalau begitu," ujarnya.
"Jadi ini sebenarnya mau menyelamatkan Sriwijaya atau malah menghancurkan Sriwijaya. Itu yang terjadi," lanjut Yusril.
Selepas pertemuan tadi, mantan pengacara Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan, perjanjian sementara Garuda dan Sriwijaya yang disepakati 31 Oktober 2019 lalu akan diperpanjang tiga bulan ke depan. Pelayanan kepada penumpang, lanjut Yusril, akan tetap berlangsung seperti biasa.
"Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diadakan revisi. Perjanjian antara pihak Sriwijaya dan Garuda. Dan itu kami akan lakukan segera. Dan tentu saya akan bertanya juga akan bertanya kepada pemegang saham mayoritas Sriwijaya apakah akan menerima proposal ini meneruskan kerja sama ini atau malah akan menghentikannya sama sekali itu nanti akan diputuskan segera dalam sehari dua hari ini," ujar Yusril.
(miq/hoi) Next Article Bos Sriwijaya Air Diberhentikan, Garuda Belum Diberitahu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular