
Bahlil Soal Investor: Ibarat Sudah di Depan Pintu, Balik Lagi
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
31 October 2019 14:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7%, syaratnya investasi harus mencapai Rp 1.200 triliun per tahun. Namun, kendalanya banyak investor yang sudah berminat berinvestasi di Indonesia, tapi realisasi bisa batal atau ditunda.
"Kalau kita ingin punya target pertumbuhan ekonomi 6-7% maka minimal realisasi investasi kita per tahun itu Rp 1.100 sampai Rp 1.200 triliun," kata Bahlil dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Investasi termasuk dari luar negeri, salah satu penentu penggerak ekonomi, selain belanja pemerintah, konsumsi masyarakat, ekspor-impor.
Bahlil menegaskan, target investasi 2019 yang sebesar Rp 792 triliun itu harus ditingkatkan lagi.
Kata Bahlil, untuk memperoleh investasi sebesar itu tidak cukup apabila hanya mengandalkan aliran modal dari dalam negeri. Oleh karenanya dibutuhkan juga penanaman modal asing.
"Uang kita nggak cukup sebanyak itu [Rp 1.100-Rp 1.200 triliun]. Maka mau tidak mau kita butuh investor dari luar untuk membantu kita agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Bahlil menyampaikan bahwa Presiden Jokowi mengatakan kepada dirinya dan jajarannya di BKPM bahwa sebenarnya minat investor yang masuk ke Indonesia begitu banyak. Tapi sayangnya, saat investor baru masuk ke Indonesia, dia tidak jadi berinvestasi.
"Tapi ibarat Indonesia sebagai rumah, investor baru masuk di depan pintu langsung balik arah untuk keluar," jelas dia.
Kondisi tersebut menurutnya harus disikapi oleh BKPM dengan membantu para calon investor agar minat mereka menanamkan modalnya di Indonesia bisa benar-benar dieksekusi.
"Kita gandengan tangan membantu para investor untuk mengeksekusi, kita harus mengeksekusi untuk merealisasikan. Kita tidak saatnya lagi untuk harus main di angka data-data dan di atas meja. Jadi kita akan mengeksekusi," lanjutnya.
BKPM berjanji akan melakukan pendampingan kepada investor yang betul-betul ingin berinvestasi di Indonesia, mulai dari sisi perizinan hingga hambatan-hambatan lainnya. Bahkan Bahlil bersedia untuk turun langsung ke lapangan menemui investor.
"Dan Insya Allah saya akan langsung memimpin untuk turun, memastikan agar seluruh investor yang masuk betul-betul mereka merasa nyaman dan mendapat kepastian," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article 2019, Investasi Asing Tak Capai Target & Tenaga Kerja So-so
"Kalau kita ingin punya target pertumbuhan ekonomi 6-7% maka minimal realisasi investasi kita per tahun itu Rp 1.100 sampai Rp 1.200 triliun," kata Bahlil dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Investasi termasuk dari luar negeri, salah satu penentu penggerak ekonomi, selain belanja pemerintah, konsumsi masyarakat, ekspor-impor.
Kata Bahlil, untuk memperoleh investasi sebesar itu tidak cukup apabila hanya mengandalkan aliran modal dari dalam negeri. Oleh karenanya dibutuhkan juga penanaman modal asing.
"Uang kita nggak cukup sebanyak itu [Rp 1.100-Rp 1.200 triliun]. Maka mau tidak mau kita butuh investor dari luar untuk membantu kita agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Bahlil menyampaikan bahwa Presiden Jokowi mengatakan kepada dirinya dan jajarannya di BKPM bahwa sebenarnya minat investor yang masuk ke Indonesia begitu banyak. Tapi sayangnya, saat investor baru masuk ke Indonesia, dia tidak jadi berinvestasi.
"Tapi ibarat Indonesia sebagai rumah, investor baru masuk di depan pintu langsung balik arah untuk keluar," jelas dia.
Kondisi tersebut menurutnya harus disikapi oleh BKPM dengan membantu para calon investor agar minat mereka menanamkan modalnya di Indonesia bisa benar-benar dieksekusi.
"Kita gandengan tangan membantu para investor untuk mengeksekusi, kita harus mengeksekusi untuk merealisasikan. Kita tidak saatnya lagi untuk harus main di angka data-data dan di atas meja. Jadi kita akan mengeksekusi," lanjutnya.
BKPM berjanji akan melakukan pendampingan kepada investor yang betul-betul ingin berinvestasi di Indonesia, mulai dari sisi perizinan hingga hambatan-hambatan lainnya. Bahkan Bahlil bersedia untuk turun langsung ke lapangan menemui investor.
"Dan Insya Allah saya akan langsung memimpin untuk turun, memastikan agar seluruh investor yang masuk betul-betul mereka merasa nyaman dan mendapat kepastian," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article 2019, Investasi Asing Tak Capai Target & Tenaga Kerja So-so
Most Popular