Daya Beli Masyarakat Tertekan? Seperti Ini Pembelaan BI

Anthony Kevin & Lidya Julita S, CNBC Indonesia
24 October 2019 16:04
Daya Beli Masyarakat Disebut Tertekan, Ini Pembelaan BI!
Foto: Konferensi Pers Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menyuntikkan stimulus bagi perekonomian Indonesia dengan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps.

Keputusan tersebut diumumkan oleh BI pasca menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari pada tanggal 23-24 Oktober 2019.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).

Untuk diketahui, pemangkasan tingkat suku bunga pada hari ini menandai pemangkas tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun. Jika ditotal, suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps dalam empat bulan terakhir.

Walaupun tingkat suku bunga acuan terus dipangkas, nyatanya konsumsi masyarakat terus saja loyo. Untuk diketahui, sudah sedari bulan Mei pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.

Menanggapi anggapan bahwa daya beli masyarakat Indonesia sedang tertekan, Perry mengakui bahwa pertumbuhan penjualan ritel memang tidak terlalu kuat. Namun, Perry menambahkan bahwa pihaknya juga memantau berbagai indikator yang sifatnya leading seperti survei terkait dengan keyakinan konsumen dan survei kegiatan usaha.

"Kalau kita lihat indikator survei ada 2 bagian, bagian kondisi sekarang dan kondisi ke depan," papar Perry.

Perry kemudian menjelaskan bahwa survei tersebut memang menunjukkan bahwa konsumsi tidak tumbuh dengan pesat hingga kuartal III-2019, namun akan membaik di kuartal IV-2019 dan seterusnya.

"Berbagai survei tadi memang tunjukkan tumbuh tidak kuat sampai triwulan tiga namun menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di triwulan empat dan seterusnya akan lebih baik," beber Perry.

Menurut Perry, berdasarkan survei terhadap dunia usaha didapati bahwa kegiatan investasi korporasi akan meningkat di kuartal IV-2019 seiring dengan akan direalisasikannya rencana-rencana dari korporasi yang sempat digantung lantaran menunggu hasil pemilihan presiden (Pilpres), pelantikan presiden, hingga pengumuman kabinet.

"Selesai ini maka dunia usaha kami perkirakan akan merealisasikan sehingga ekonomi tumbuh baik (yang akan mendongkrak konsumsi)," kata Perry.

Inflasi yang terkendali dan penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah juga disebut BI akan ikut menopang konsumsi masyarakat di masa depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Ini Fakta Terbaru Lesunya Konsumsi & Daya Beli Masyarakat RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular