Heboh Sandiaga Hingga Fadli Jadi Menteri Jokowi, Ini Faktanya

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
08 October 2019 05:53
Ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019), Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani memberikan penjelasan terkait rumor itu.
Foto: Eks Calon Wakil Presiden 2019-2024 Sandiaga Salahuddin Uno di Sidang Tahunan MPR 2019, beberapa waktu lalu (Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya dalam hitungan hari, tepatnya pada 20 Oktober 2019, presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan dilantik. Seiring dengan hal itu, rumor seputar sosok yang akan mengisi kabinet Jokowi-Ma'ruf bermunculan.

Selain dari Koalisi Indonesia Kerja yang sejak awal mendukung Jokowi-Ma'ruf, nama-nama menteri disebut-sebut juga berasal dari pihak seberang. Tidak terkecuali dari Partai Gerakan Indonesia Raya yang merupakan motor utama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur pengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sejauh ini terdapat tiga nama yang mencuat, yaitu Sandiaga dan dua wakil ketua umum partai, yakni Fadli Zon dan Edhy Prabowo. Ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019), Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani memberikan penjelasan terkait rumor itu.

"Begini memang ada pembicaran antara orang yang minta presiden berkomunikasi dengan kita untuk membicarakan tentang kemungkinan kita bisa berkoalisi atau kemungkinan kita bisa masuk dalam pemerintahan," kata Muzani.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia itu menuturkan, Prabowo selaku ketua dewan pembina dan ketua umum belum mengambil keputusan. Apakah berkoalisi atau berada di dalam barisan oposisi.

"Terhadap pembicaraan itu Pak Prabowo merasa bahwa kita ini adalah kekuatan parpol yang justru berseberangan dengan Pak Jokowi atau menjadi kompetitor Pak Jokowi dalam pilpres yang lampau," ujar Muzani.



"Sehingga beliau (Prabowo) terhadap tawaran itu berpikir kalau sampai iya, kalau ini benar bahwa ini adalah panggilan negara, tugas negara, maka beliau memikirkan bahwa panggilan dan tugas negara tersebut harus dimaknai sebagai sebuah cara kita untuk menyicil membayar utang kampanye," lanjutnya.

Muzani mencontohkan, semasa kampanye, Prabowo pernah berjanji ingin mewujudkan swasembada energi. Konkretnya, mungkinkah rakyat menikmati tarif listrik murah. Sehingga tidak membebani ekonomi masyarakat. Konsep-konsep itu, menurut Muzani, sudah disampaikan secara tertulis kepada Jokowi dan pihak-pihak terkait.

"Jika ini dianggap tidak bertentangan atau malah diterima tentu kita bicara portofolio tentang kemungkinan orang, portofolio dan orang yamg kemungkinan bisa jalankan konsep itu. Tapi jika konsep itu ternyata dianggap tidak diterima atau malah bertentangan dan tentu ini berbeda jalan dalam hal kita memikirkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, ini yang sedang kita tunggu," kata Muzani.

Kabar bergabungnya Gerindra ke dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf juga tak lepas dari dinamika pada pemilihan Ketua MPR RI beberapa waktu lalu. Saat itu, Gerindra yang semula ngotot menyorongkan Muzani sebagai ketua, berbalik arah dan mendukung sikap delapan fraksi lain dan kelompok DPD menyetujui politikus Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo.

"Hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri Presiden kelima RI, maka Bapak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat untuk kepentingan lebih besar. Kami bersepakat untuk terus menjaga MPR dalam forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," kata Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria.



Tanggapan Sandiaga

Sandiaga telah memberikan respons perihal kabar bahwa dia menjadi satu dari tiga kandidat menteri yang disorongkan Gerindra.

"Saya baru lihat berita, tapi saya sendiri belum sempat berkoordinasi dengan Pak Prabowo. Jadi itu, menurut saya belum sesuatu hal yang terkonfirmasi," katanya di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Minggu (6/10/2019), seperti dilansir Detik.com.

"Menurut saya, saya selalu sampaikan kita harus mampu untuk sama-sama membangun negeri kita dan sebagai peserta pemilu yang belum terpilih kemarin. Pandangan saya bahwa kita harus bisa juga ikut membangun negara tapi dari luar pemerintahan," lanjutnya.

Lebih lanjut, dia mengaku belum ada tawaran terkait kursi menteri. Kalaupun ada, Sandiaga mengaku akan berdikusi dengan Prabowo.

"Karena saya rencananya nanti akan bergabung lagi sama bersama Gerindra. Tentunya keputusan itu akan diambil oleh Pak Prabowo," ujar Sandiaga.

(miq/sef) Next Article Simak! Ini Kata Prabowo Soal Kans Sandi Jadi Capres 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular