
Hari Ini, Sayembara Desain Ibu Kota Baru Dimulai
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
02 October 2019 08:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar sayembara desain ibu kota negara baru. Sayembara ini secara resmi akan diluncurkan pada Rabu (2/10/2019) di Kalimantan Timur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sayembara itu untuk menetapkan desain dengan konsep smart city dan forest city.
"Nanti jurinya anak muda, karena ini kota untuk anak muda ke depan, kami the old fashioned ini enggak gampang saya harus tahu betul maunya anak muda ke depan," kata Basuki di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Sayembara ini, sudah melalui tahapan finalisasi kerangka acuan kerja hingga 30 September 2019. Dilanjutkan dengan pengumuman dan pendaftaran sayembara pada 2-11 Oktober 2019.
Pada 11 Oktober sampai 22 Desember kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan sayembara, dilanjutkan pengumuman dan penetapan pemenang sayembara pada 23 Desember 2019.
"Dikasih waktu sampai jadwalnya Desember. Akhir Desember masuk, terus dinilai, terus kita umumkan juaranya," imbuhnya.
Setelah pemenang diumumkan, penyusunan urban design akan dilakukan pada 1 Januari hingga 31 Agustus 2020, yang kemudian pengayaan rancangan kota hasil sayembara nasional itu, dibawa kepada Ahli Internasional, pada 1 April sampai 31 Agustus 2020.
Dalam sayembara ini, ada TOR yang harus diacu para peserta dalam merancang desain. TOR ini sebagai tuntutan agar desain tak melenceng dari konsep pembangunan ibu kota baru.
"Kota kita, yang saya ingat harus tolerance, talent dan technology," tambahnya.
Dia ingin ibu kota baru nantinya bisa membuat top talent RI bersedia dan betah tinggal di sana. Salah satu indikatornya, kata Basuki adalah hal tersebut.
"Indikator gampangnya gitu. Tidak hanya top talent Indonesia, kita ingin top talent dunia mau tinggal di situ. Sekarang ini di ASEAN, orang tinggalnya di Singapura, enggak di Jakarta. Kita ingin top talent itu tinggal di Indonesia, di ibu kota itu," tandasnya.
Sejalan dengan itu, sebagai contoh, Basuki menyebutkan bahwa desain itu harus mewadahi kemungkinan keseharian calon warga ibu kota baru. Kebutuhan terhadap pusat perbelanjaan dan kebiasaan bertransportasi juga dipertimbangkan.
"Apalah masih perlu dengan mal besar atau mobil pribadi? belum tentu," urainya.
Basuki bilang akan memprioritaskan transportasi massal. Bila perlu, fasilitas bagi pejalan kaki akan dibangun dengan baik. Terkait pusat perbelanjaan sendiri, menurutnya kebutuhan terhadapnya juga harus mampu terjawab dalam desain.
"Misalnya masih apakah masih perlu (semisal) Plaza Senayan di sana, dengan kondisi TOR, apa masih perlu mall-mall itu? Yang tahu mustinya anda-anda itu, kebutuhan ke depan untuk milenial itu apa sih"
"Sekarang mall sudah pada tutup misalnya, karena dengan adanya teknologi itu sudah enggak perlu. Nah ini kotanya harus didesain seperti itu. Itu bapak-bapak juri sudah merumuskan di dalam TOR," pungkasnya.
(hoi/hoi) Next Article Pilih Orang-Orang Beken di Ibu Kota Baru, Ini Alasan Jokowi
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sayembara itu untuk menetapkan desain dengan konsep smart city dan forest city.
"Nanti jurinya anak muda, karena ini kota untuk anak muda ke depan, kami the old fashioned ini enggak gampang saya harus tahu betul maunya anak muda ke depan," kata Basuki di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Pada 11 Oktober sampai 22 Desember kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan sayembara, dilanjutkan pengumuman dan penetapan pemenang sayembara pada 23 Desember 2019.
"Dikasih waktu sampai jadwalnya Desember. Akhir Desember masuk, terus dinilai, terus kita umumkan juaranya," imbuhnya.
Setelah pemenang diumumkan, penyusunan urban design akan dilakukan pada 1 Januari hingga 31 Agustus 2020, yang kemudian pengayaan rancangan kota hasil sayembara nasional itu, dibawa kepada Ahli Internasional, pada 1 April sampai 31 Agustus 2020.
Dalam sayembara ini, ada TOR yang harus diacu para peserta dalam merancang desain. TOR ini sebagai tuntutan agar desain tak melenceng dari konsep pembangunan ibu kota baru.
"Kota kita, yang saya ingat harus tolerance, talent dan technology," tambahnya.
Dia ingin ibu kota baru nantinya bisa membuat top talent RI bersedia dan betah tinggal di sana. Salah satu indikatornya, kata Basuki adalah hal tersebut.
"Indikator gampangnya gitu. Tidak hanya top talent Indonesia, kita ingin top talent dunia mau tinggal di situ. Sekarang ini di ASEAN, orang tinggalnya di Singapura, enggak di Jakarta. Kita ingin top talent itu tinggal di Indonesia, di ibu kota itu," tandasnya.
Sejalan dengan itu, sebagai contoh, Basuki menyebutkan bahwa desain itu harus mewadahi kemungkinan keseharian calon warga ibu kota baru. Kebutuhan terhadap pusat perbelanjaan dan kebiasaan bertransportasi juga dipertimbangkan.
"Apalah masih perlu dengan mal besar atau mobil pribadi? belum tentu," urainya.
Basuki bilang akan memprioritaskan transportasi massal. Bila perlu, fasilitas bagi pejalan kaki akan dibangun dengan baik. Terkait pusat perbelanjaan sendiri, menurutnya kebutuhan terhadapnya juga harus mampu terjawab dalam desain.
"Misalnya masih apakah masih perlu (semisal) Plaza Senayan di sana, dengan kondisi TOR, apa masih perlu mall-mall itu? Yang tahu mustinya anda-anda itu, kebutuhan ke depan untuk milenial itu apa sih"
"Sekarang mall sudah pada tutup misalnya, karena dengan adanya teknologi itu sudah enggak perlu. Nah ini kotanya harus didesain seperti itu. Itu bapak-bapak juri sudah merumuskan di dalam TOR," pungkasnya.
(hoi/hoi) Next Article Pilih Orang-Orang Beken di Ibu Kota Baru, Ini Alasan Jokowi
Most Popular