
Padahal Turki Anggota G20, Kok Bisa Resesi Ya?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 September 2019 06:43

Dari sisi politik, sikap Turki yang berseberangan dengan AS membuat Negeri Kebab rawan mendapatkan sanksi ekonomi. Misalnya kala Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memutuskan untuk keluar dari program pengadaan pesawat tempur F-25 made in USA.
Erdogan bahkan 'bermain mata' dengan Rusia dengan membeli senjata dari Negeri Beruang Merah. Salah satunya sistem peluru kendali S-400.
Kongres AS yang berang dengan sikap Turki mendesak Presiden Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi. Berdasarkan aturan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act, pemerintah AS bisa menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang berbisnis dengan Iran, Korea Utara, dan tentu saja Rusia.
Sanksinya bisa berupa larangan bagi lembaga keuangan AS untuk menyalurkan kredit kepada entitas di Turki. Sampai yang paling ekstrem benar-benar menutup total akses entitas dari Turki untuk masuk ke pasar dan sistem keuangan Negeri Adidaya.
Hingga saat ini, Trump belum menjatuhkan sanksi apa-apa kepada Turki. Namun jika hubungan kedua negara memburuk, maka sanksi siap dijatuhkan dan Turki bisa kesulitan mengakses pembiayaan.
Sejak tahun lalu, Turki sudah merasakan pahitnya murka AS. Aluminium dan baja Turki yang masuk ke Negeri Paman Sam dikenai bea masuk masing-masing 50% dan 20%.
Baca: Ekonomi Turki Makin Tertekan, Lira Anjlok karena Bea Impor AS
Padahal baja adalah salah satu produk andalan ekspor Turki. Pada 2018, ekspor baja Turki bernilai US$ 11,6% dan menempati peringkat ketiga di bawah kendaraan bermotor (US$ 26,8 miliar) dan mesin (US$ 15,8 miliar).
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/sef)
Erdogan bahkan 'bermain mata' dengan Rusia dengan membeli senjata dari Negeri Beruang Merah. Salah satunya sistem peluru kendali S-400.
Kongres AS yang berang dengan sikap Turki mendesak Presiden Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi. Berdasarkan aturan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act, pemerintah AS bisa menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang berbisnis dengan Iran, Korea Utara, dan tentu saja Rusia.
Hingga saat ini, Trump belum menjatuhkan sanksi apa-apa kepada Turki. Namun jika hubungan kedua negara memburuk, maka sanksi siap dijatuhkan dan Turki bisa kesulitan mengakses pembiayaan.
Sejak tahun lalu, Turki sudah merasakan pahitnya murka AS. Aluminium dan baja Turki yang masuk ke Negeri Paman Sam dikenai bea masuk masing-masing 50% dan 20%.
Baca: Ekonomi Turki Makin Tertekan, Lira Anjlok karena Bea Impor AS
Padahal baja adalah salah satu produk andalan ekspor Turki. Pada 2018, ekspor baja Turki bernilai US$ 11,6% dan menempati peringkat ketiga di bawah kendaraan bermotor (US$ 26,8 miliar) dan mesin (US$ 15,8 miliar).
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/sef)
Next Page
Investor Kurang Nyaman dengan Turki
Pages
Most Popular