Internasional

Meski Fix Resesi, Erdogan Jemawa Bawa Ekonomi Turki 5%

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 September 2019 15:34
Turki berencana meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5% pada tahun 2020
Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Umit Bektas)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Truki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki berencana meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5% pada tahun 2020. Hal itu ia sampaikan menanggapi rilis data pertumbuhan ekonomi yang diterbitkan Senin.

Ekonomi Turki resesi setelah mengalami kontraksi 1,5% secara year-on-year (YoY) pada kuartal kedua. Di kuartal sebelumnya, kontraksi ekonomi Turki lebih dalam yaitu minus 2,4% YoY.

"Saya sudah memberikan tingkatan pada pertumbuhan 2020, kami akan fokus di situ. Kami akan memastikan tingkat pertumbuhan hingga 5%," katanya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters Kamis (5/9/2019).


Sebelumnya dalam program jangka menengah setahun lalu, Turki memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh 2,3% di 2019 dan 3,5% di 2020. Bahkan sebelumnya negara ini sempat menargetkan pertumbuhan 5,5% di 2019 dan 2020.

Untuk menopang pertumbuhan ekonomi, Bank Sentral Turki memangkas suku bunga. Bahkan di July, bank sentral memangkas suku bunga lebih dari yang diharapkan, yakni 425 basis poin ke level 19,75% untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Pemangkasan ini sudah dilakukan sejak krisis mata uang melanda negara ini tahun lalu. Di mana lira melemah hampir 30% terhadap dolar AS.

"Saya sangat alergi dengan suku bunga. Saya menentang suku bunga yang tinggi," kata Erdogan lagi. "Saya percaya langkah itu, karena pengelola bank sentral telah menunjukkan pemahaman dari masalah tersebut,".

Gubernur bank sentral Turki dipecat pada bulan Juli. Menurut Erdogan, gubernur gagal mengikuti instruksi kebijakan pemerintah.

Dia digantikan oleh mantan wakilnya Murat Uysal sebelum keputusan penurunan suku bunga bulan Juli diambil. Bank sentral turki akan mengambil lagi keputusan 12 September mendatang.

Sebelumnya, data-data ekonomi Turki memang tidak meyakinkan. Pada Juli, inflasi di Turki mencapai 16,55% YoY. Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yaitu 15,72%.

Kemudian angka Purchasing Managers' Index (PMi) manufaktur pada Agustus adalah 48. Sejak April, angka PMI manufaktur Turki tidak pernah menyentuh 50 yang berarti dunia bisnis masih enggan melakukan ekspansi.




(sef/sef) Next Article Sah, Turki Sudah Resesi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular