Internasional

Bantah Resesi, Erdogan Pede Undang Global Investasi ke Turki

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
21 November 2019 16:10
Erdogan undang investor investasi ke Turki
Foto: Cem Oksuz/Presidential Palace/Handout via REUTERS
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta para pengusaha untuk berinvestasi lebih di Turki. Menurutnya masalah kesulitan keuangan negara itu kini mulai memudar.

"Kami menghilangkan awan gelap di negara kami dengan menurunkan inflasi menjadi satu digit, dan dengan cepat menurunkan suku bunga. Semoga tahun 2020 akan menjadi tahun di mana suku bunga akan turun lebih jauh," kata Erdogan, sebagaimana dilansir dari Hurriyet Dailynews, Kamis (21/11/2019).


Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato pada pertemuan dengan ketua daerah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), organisasi yang ia pimpin.

"Saya memanggil perusahaan luar. Datang dan investasikan (di Turki). Saya memanggil setiap industri. Terlepas dari sektor ini, datang dan berinvestasi (di Turki). Pintu-pintu bank kami sekarang terbuka untuk anda, dan tingkat bunganya jelas," katanya.

Erdogan juga mengatakan, bahwa Turki sekarang mengambil langkah-langkah dalam perekonomian, dengan menggunakan mata uangnya sendiri daripada berhutang budi pada mata uang asing.

Ia menggarisbawahi bahwa ekonomi Turki telah mengalami pertumbuhan 5,6%, rata-rata, antara tahun 2003-2018. Bahkan menurutnya, negara tersebut adalah ekonomi terbesar ke-13 di dunia.

Ditegaskannya ketika AKP, hutang Turki ke Dana Moneter Internasional (IMF) menurun jadi US$ 23,5 miliar (Rp 331 triliun). Dia menambahkan bahwa pemerintah AKP terus menutup utang dan meninggalkan IMF.

Sebelumnya, Turki resmi masuk resesi sejak pertengahan 2019. Pada kuartal II-2019, ekonomi negara kebab terkontraksi alias minus, melanjutkan 'pencapaian' yang serupa pada kuartal sebelumnya.

Pada periode April-Juni 2019, ekonomi Turki terkontraksi alias negatif 1,5% year-on-year (YoY). Pada kuartal sebelumnya, kontraksi ekonomi Turki lebih dalam yaitu minus 2,4% YoY.

Definisi resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun secara YoY pada tahun yang sama. Mengacu pada definisi ini, Turki sudah masuk ke jurang resesi.


Pernyataan Erdogan ini juga membantah tudingan oposisinya yang menyalahkan kebijakan ekonominya sebagai penyebab naiknya kasus bunuh diri di negara itu.

Baru-baru ini terjadi tiga kasus bunuh diri yang melibatkan tiga keluarga dengan menggunakan racun sianida. Rata-rata memutuskan mengakhiri hidup karena kesulitan ekonomi.

Rentetan kasus bunuh diri membuat oposisi Erdogan dari Partai Rakyat Republik (CHP) menyalahkan presiden kontroversial itu. Pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu percaya penurunan ekonomi adalah akar maraknya kasus ini terjadi.

Ia bahkan menolak klaim Erdogan bahwa ekonomi sudah pulih. Sebelumnya, Erdogan kerap mengatakan ekonomi Turki membaik seiring rendahnya inflasi.

"Kenapa itu terjadi? Lihat ke tong sampah, kalian lihat ada perempuan yang mencari makanan di antara sampah. Ini Turki di abat 21 ini," kata Kilicdaroglu.

"Kita butuh negara yang kuat secara sosial. Kita butuh keberlanjutan."

"Jika kita tetap mengikuti apa yang dilakukan (tokoh modern Turki Mustafa Kemal) Ataturk yang percaya pada revolusi industri, Turki akan jadi berbeda hari ini."

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Ogah Turunkan Bunga, Gubernur Bank Sentral Dipecat Erdogan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular