Ada Daerah 61 Hari Tanpa Hujan, Jokowi Minta Modifikasi Cuaca

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 July 2019 18:05
Jokowi meminta para menteri Kabinet Kerja bertindak cepat dalam mengatasi musim kemarau panjang untuk menghindari risiko gagal panen.
Foto: Presiden Jokowi memimpin Rapat Kabinet Terbatas tentang Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2020, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7) siang. (Twitter @Setkabgoid)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri Kabinet Kerja bertindak cepat dalam mengatasi musim kemarau panjang untuk menghindari risiko gagal panen.


Hal tersebut ditekankan kepala negara saat memimpin rapat terbatas dengan topik antisipasi dampak kekeringan yang digelar di Kantor Presiden, kompleks kepresidenan, Jakarta.

"Saya minta cek suplai air bersih maupun untuk pertanian agar pasokan air terjaga, risiko gagal panen bisa dihindari," kata Jokowi, Senin (15/7/2019).

"Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca," tegas kepala negara.



Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau masih akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada September 2019.


"Kita sudah alami keadaan 21 hari tanpa hujan, ini status waspada. 31 hari tanpa hujan status siaga, dan 61 hari tanpa hujan status awas," jelasnya.

Beberapa provinsi yang mengalami kekeringan, sambung dia, antara laun Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, hingga wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).


"Karena itu saya minta para menteri, gubernur, turun melihat langsung ke lapangan dan langsung antisipasi dampaknya," tegas Jokowi.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article 100 Ribu Ha Sawah Kekeringan, Produksi Beras Terancam?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular