Brasil Hadapi Kemarau Terburuk 91 Tahun, Amazon Bisa Terbakar

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
29 May 2021 20:20
A tract of the Amazon jungle burns as it is cleared by loggers and farmers in Porto Velho, Brazil August 24, 2019. REUTERS/Ueslei Marcelino
Foto: Kebakaran Hutan Amazon (REUTERS/Ueslei Marcelino)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemerintah Brasil baru-baru ini memperingatkan akan ada bencana kekeringan yang terjadi pada pekan ini.

Negara itu menghadapi musim kemarau terburuk dalam 91 tahun, meningkatkan kekhawatiran penjatahan energi, menghantam pembangkit listrik tenaga air, dan pertanian, sambil meningkatkan risiko kebakaran Amazon.

Sementara itu, Komite Pemantau Sektor Listrik (CMSE) merekomendasikan agar regulator air ANA mengakui keadaan kelangkaan air. Kondisi ini terlibat setelah kekeringan berkepanjangan melanda bagian Tengah dan Selatan lembah sungai Parana.

Secara terpisah, badan pemantau cuaca yang terkait dengan Kementerian Pertanian mengeluarkan peringatan darurat kekeringan untuk Juni hingga September. Mereka menyebut bahwa hujan kemungkinan akan tetap langka di lima negara bagian Brasil selama periode itu.

Kurangnya hujan di sebagian besar Brasil memiliki implikasi negatif bagi penanaman biji-bijian, peternakan, dan pembangkit listrik, karena Brasil sangat bergantung pada bendungan air untuk listriknya.

Cuaca kering dapat menyebabkan kebakaran hebat di hutan hujan Amazon dan lahan basah Pantanal, kata para ilmuwan.

CMSE mengatakan kurangnya hujan membuatnya penting untuk melonggarkan pembatasan pada beberapa pembangkit listrik tenaga air untuk memungkinkan pembangkit energi yang lebih besar atau lebih banyak penyimpanan di daerah tertentu.

"Penjatahan energi tidak direncanakan, tetapi jika tidak ada pelonggaran pembatasan, tidak ada cara lain," kata seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut.

Kementerian Pertambangan dan Energi mengatakan bahwa mereka telah berusaha untuk memperluas pasokan energi di Brasil. Namun mengesampingkan pelaksanaan proses darurat untuk menyewa kapasitas baru.

"Situasi saat ini menantang. Tidak ada ketentuan untuk kontrak energi darurat," kata ia.

Kementerian Pertambangan dan Energi mengatakan kondisi kering akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang, terutama di wilayah Tenggara dan Barat Tengah.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Tiba-tiba Minta Lockdown & Bentuk Satgas, Ada Apa Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular