Tak Kenal Musim Hujan atau Kemarau, Harga Cabai Menggila

S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
08 July 2019 18:07
Musim hujan sering dianggap sebagai penyebab harga cabai melonjak hampir setiap tahun, tapi bagaimana bila musim kemarau?
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas cabai masih pedas bagi kocek ibu-ibu rumah tangga yang sehari-hari membutuhkannya.

Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, tidak nampak tanda-tanda penurunan harga pada cabai merah keriting dan cabai merah besar, sebulan pasca Lebaran.

Padahal, selepas Lebaran harusnya permintaan masyarakat akan komoditas pangan sudah menurun. Jika demikian, maka akar masalah kenaikan harga ini terdapat pada suplai cabai yang menipis dari sentra-sentra produksi ke pasar-pasar tradisional.



Per Senin (8/7/2019) pukul 15.00 WIB, harga rata-rata nasional cabai merah keriting tercatat Rp 58.100/kg, alias sudah naik 6% dalam seminggu terakhir. Di Sumatera harganya melonjak tajam, dengan harga di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau mencapai Rp 91.750/kg dengan harga bergerak di kisaran Rp 70.000-90.000/kg. Luar biasa.

Harga cabai merah besar tak jauh berbeda. Dalam sepekan terakhir, harganya perlahan merangkak naik hingga menyentuh Rp 56.800/kg hari ini. Di Kabupaten Bungo, Jambi, harganya bahkan mencapai Rp 93.750/kg.

Tidak cukup sampai di situ. Harga cabai rawit hijau dan merah juga melonjak gila-gilaan dalam sepekan terakhir dengan kenaikan masing-masing sebesar 11,32% dan 19,2%. Per sore ini, harga cabai rawit hijau sudah menyentuh Rp 52.600/kg dan rawit hijau sudah mencapai Rp 54.050/kg.

Di DKI Jakarta sendiri, harga rata-rata cabai rawit hijau sudah menyentuh Rp 63.108/kg dan cabai rawit merah Rp 60.000/kg. Harga cabai merah keriting tercatat Rp 63.021/kg dan cabai merah besar bahkan mencapai Rp 68.500/kg.

Bertolak belakang dengan kondisi di pasar, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi, yang bertanggung jawab untuk urusan produksi, mengatakan saat ini petani cabai di berbagai wilayah sedang menikmati hasil panen yang baik.



"Untuk Idul Adha sudah disiapkan tanam sejak tiga bulan lalu sehingga pasokan aman dan lebih dari cukup," kata Suwandi kepada CNBC Indonesia, Senin (8/7/2019).

Ia menjamin kekeringan yang terjadi di berbagai daerah saat ini tidak akan berdampak pada produksi cabai karena pertanaman cabai sudah ditata di lahan-lahan yang tersedia cukup air.

"Tanaman cabai kan tidak terlalu banyak perlu air. Saat ini panen sudah merata dan puncak panen kira-kira dua minggu lagi," imbuhnya.

Pertengahan bulan lalu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menyebut keterlambatan panen di beberapa daerah sentra produksi menjadi penyebab kenaikan harga cabai di pasar.

"Saya sudah telepon petani cabai di Magelang, mereka katakan panennya belum merata sehingga ada beberapa daerah terlihat sudah produksi, daerah lain belum. Ini yang membuat harga cabai masih agak merah," kata Tjahya kepada CNBC Indonesia.

Menurut Tjahya, harga cabai memang tidak diatur oleh Kemendag, namun harga normal komoditi ini harusnya berada di kisaran Rp 25.000-30.000/kg.
Selain itu, adanya preferensi pedagang besar di beberapa provinsi yang hanya mau membeli cabai dari sentra produksi tertentu. Ini juga membuat harga cabai berfluktuasi antar daerah.
(hoi/hoi) Next Article Melonjak 50%, Harga Cabai Makin Ganas Terjadi di Seluruh RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular