
Sidang Gugatan Prabowo di MK
Saksi Jokowi Dicecar Soal 'Perang Total' Hingga Khilafah
Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
21 June 2019 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Anas Nashikin, saksi yang dihadirkan Tim Kuasa Hukum Jokowi-Amin, memberikan penjelasan perihal diksi 'perang total' yang digunakan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin Jenderal (Purn) Moedoko.
Hal itu dikatakan Moeldoko saat menjadi pembicara dalam Training TOT bagi seluruh saksi Jokowi-Amin di salah satu hotel di Jakarta, 20-21 Februari lalu.
Anas Nashikin, sebagai salah satu anggota panitia pelaksana, menilai tidak ada yang keliru dari penuturan Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan tersebut. "Sejauh saya memahami apa yang disampaikan beliau pemberian semangat," ujarnya sidang Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (21/6/2019).
Anggota Tim Kuasa Hukum Prabowo-Sandi Teuku Nasrullah lantas menanyakan apa yang dimaksud dengan 'perang total'. Menurut Anas Nashikin, Moeldoko mengatakan bahwa upaya pemenangan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Amin sebagai upaya yang serius.
"Kalau di bahasa beliau imbauan pada kami agar bekerja secara serius di tempatnya masing masing. Soal bahasa itu kita memaknainya kami bekerja secara serius. Itu saja," ujarnya.
Nasrullah lantas kembali mengutip kesaksian Hairul Anas Suaidi dalam sidang ketiga lalu. Hairul Anas merupakan salah satu calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) dari Daerah Pemilihan Jawa Timur XI (Madura Raya meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep).
PBB merupakan partai yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, ketua umum yang juga menjadi Ketua Tim Hukum Jokowi-Amin dalam sidang kali ini. Hairul Anas mengaku pernah mengikuti pelatihan saksi sebagai bagian dari TKN Jokowi-Amin. Ketika itu, dia mengaku mendapat materi dari Moeldoko dengan judul 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'.
Selain itu, Hairul Anas mengaku bahwa ada narasi dalam pelatihan soal back up aparatur negara. Ada pula diksi radikal Islam, ekstrem, anti-Pancasila, dan khilafah. Menanggapi pertanyaan itu, Anas Nashikin menjelaskan konteksnya.
"Yang saya pahami dalam konteks memberikan contoh yang berkembang di masyarakat isu pihak tertentu untuk melemahkan atau memengaruhi orang memilih 01 dengan berbagai isu yang berkembang," kata Anas Nashikin.
Dalam kesempatan itu, dia membenarkan acara Training TOT juga dihadiri perwakilan KPU, Bawaslu, dan DKPP. Mereka bertindak sebagai pemberi materi. Sebagai contoh, KPU memberikan materi berkaitan dengan tata kerja dan tata kelola otoritas itu.
"Kami mengundang dalam rangka memberikan gambaran kepada kami seperti apa pemilu dilaksanakan. Hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Di mana letak tahapan yang rumit dan perlu diwaspadai bersama agar tidak terjadi keributan tidak terjadi kecurangan," ujar Anas Nashikin.
"Karena kami juga sampaikan kami juga undang LSM berbicara tentang anatomi kerusuhan. Dalm arti bukan soal modus kecurangan bisa kami antisipasi. Agar pemilu ini tidak terjadi kecurangan," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/gus) Next Article Jokowi Bakal Lantik Hakim MK Pengganti Gede Palguna
Hal itu dikatakan Moeldoko saat menjadi pembicara dalam Training TOT bagi seluruh saksi Jokowi-Amin di salah satu hotel di Jakarta, 20-21 Februari lalu.
Anas Nashikin, sebagai salah satu anggota panitia pelaksana, menilai tidak ada yang keliru dari penuturan Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan tersebut. "Sejauh saya memahami apa yang disampaikan beliau pemberian semangat," ujarnya sidang Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (21/6/2019).
"Kalau di bahasa beliau imbauan pada kami agar bekerja secara serius di tempatnya masing masing. Soal bahasa itu kita memaknainya kami bekerja secara serius. Itu saja," ujarnya.
Nasrullah lantas kembali mengutip kesaksian Hairul Anas Suaidi dalam sidang ketiga lalu. Hairul Anas merupakan salah satu calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) dari Daerah Pemilihan Jawa Timur XI (Madura Raya meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep).
PBB merupakan partai yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, ketua umum yang juga menjadi Ketua Tim Hukum Jokowi-Amin dalam sidang kali ini. Hairul Anas mengaku pernah mengikuti pelatihan saksi sebagai bagian dari TKN Jokowi-Amin. Ketika itu, dia mengaku mendapat materi dari Moeldoko dengan judul 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'.
Selain itu, Hairul Anas mengaku bahwa ada narasi dalam pelatihan soal back up aparatur negara. Ada pula diksi radikal Islam, ekstrem, anti-Pancasila, dan khilafah. Menanggapi pertanyaan itu, Anas Nashikin menjelaskan konteksnya.
"Yang saya pahami dalam konteks memberikan contoh yang berkembang di masyarakat isu pihak tertentu untuk melemahkan atau memengaruhi orang memilih 01 dengan berbagai isu yang berkembang," kata Anas Nashikin.
Dalam kesempatan itu, dia membenarkan acara Training TOT juga dihadiri perwakilan KPU, Bawaslu, dan DKPP. Mereka bertindak sebagai pemberi materi. Sebagai contoh, KPU memberikan materi berkaitan dengan tata kerja dan tata kelola otoritas itu.
"Kami mengundang dalam rangka memberikan gambaran kepada kami seperti apa pemilu dilaksanakan. Hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Di mana letak tahapan yang rumit dan perlu diwaspadai bersama agar tidak terjadi keributan tidak terjadi kecurangan," ujar Anas Nashikin.
"Karena kami juga sampaikan kami juga undang LSM berbicara tentang anatomi kerusuhan. Dalm arti bukan soal modus kecurangan bisa kami antisipasi. Agar pemilu ini tidak terjadi kecurangan," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/gus) Next Article Jokowi Bakal Lantik Hakim MK Pengganti Gede Palguna
Most Popular