
Sidang Gugatan Prabowo di MK
KPU: Saksi dari Prabowo-Sandi Tak Meyakinkan
Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
20 June 2019 17:54

Jakarta, CNBC Indonesia- Maraton sidang sengketa hasil Pilpres masih terus berlangsung. Pada Kamis (20/6/2019) giliran pihak Termohon (KPU) yang memberikan jawaban atas gugatan Pemohon (Prabowo-Sandi) dengan memberikan keterangan dua ahli tanpa saksi.
Mengomentari soal saksi dan ahli yang dibawa oleh tim kuasa hukum Prabowo-Sandi pada Rabu (19/6/2019) lalu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KP) Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa kesaksian para saksi tidak meyakinkan.
"Kalau saksi, itu kan kita bisa membuat penilaian, dalam pandangan KPU, kesaksianya tidak meyakinkan. Dalam persidangan kesaksian mereka terbantahkan sendiri kok. Ga bisa memperkuat keterangan mereka," ucap Hasyim Asy'ari saat doorstop paska sidang di Mahkamah Konstitusi, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Hasyim juga berkomentar soal ahli yang dibawa oleh tim kuasa hukum Prabowo-Sandi.
"Ada yang ngaku ahli IT tapi sekolahnya bukan IT, ada yang ngaku tahu Pemilu ternyata tidak tahu Pemilu, itu yang ahli," imbuhnya.
KPU tidak menghadirkan saksi dalam persidangan, hanya ada dua ahli yakni Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo (langsung) dan Dr. W. Riawan Tjandra, Sh, M.Hum (tertulis). Ketua KPU Arief Budiman mengatakan bahwa hal ini sudah cukup.
"Berdasarkan perkembangan sidang tadi malam, saksi-saksi yang diajukan oleh pemohon, pertanyaan, dan jawaban dari kita sudah mampu menjelaskan apa yang kami mau. Makanya kami tidak menambahkan saksi. Kami menghadirkan ahli satu tertulis dan satu langsung," ucap Arief Budiman saat doorstop paska sidang di MK, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Pada paparannya, Marsudi Wahyu mengatakan bahwa Situng adalah salah satu dari 19 aplikasi Pemilu. Marsudi juga mengatakan dalam keterangannya bahwa ia adalah salah satu arsitek perancangan Situng pada Tahun 2003 lalu.
Situng menurut paparan Marsudi ada dua, yakni Situng yang ada di dalam Kantor KPU yang berfungsi sebagai backup dari penghitungan suara berjenjang serta Situng web yang memberikan keterbukaan akses informasi kepada masyarakat.
"Situng ada dua komponen, yg bermasalah itu web. Situng ada di dalam KPU, yang hanya bisa diakses di dalam KPU dan sistem intranet dalam KPU. Kemudian di virtualisasikan seolah dibuat cerminan, yakni web Situng yang kita lihat," papar Marsudi saat memberikan keterangan ahli di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Terdapat 3 lokasi yang dirancang untuk Situng. Pertama ada di KPU dan dua sisanya berada di tempat yang tidak diketahui. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bencana dan musibah.
Situng web menurut Marsudi sering dipermasalahkan, seolah-olah ada usaha sengaja untuk melakukan perubahan suara di situng.
Padahal, data Situng Web yang diunduh Marsudi tanggal 25 April sebagai bahan paparan menjelaskan bahwa terjadi pola yang tidak teratur/acak. Sehingga penambahan dan pengurangan suara terjadi pada kedua pasangan.
"Kita bisa lihat dari grafik/chart pada level Kabupaten kota tidak memperlihatkan pola tertentu. Dalam uji statistik itu angkanya angka acak," ucap Marsudi saat menjawab pertanyaan pihak terkait soal analisa pola acak web Situng KPU.
Walaupun web Situng KPU terdapat permasalahan di atas, Marsudi meyakinkan bahwa ada refresh tiap 15 menit secara otomatis di Situng web. Sehingga datanya terupdate dari Situng yang ada di KPU.
Saksikan Video Debat Soal Saksi, Hakim MK Ancam Usir Bambang Widjojanto
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Sidang MK, Yusril: Gugatan Prabowo Banyak Teori & Asumsi
Mengomentari soal saksi dan ahli yang dibawa oleh tim kuasa hukum Prabowo-Sandi pada Rabu (19/6/2019) lalu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KP) Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa kesaksian para saksi tidak meyakinkan.
"Kalau saksi, itu kan kita bisa membuat penilaian, dalam pandangan KPU, kesaksianya tidak meyakinkan. Dalam persidangan kesaksian mereka terbantahkan sendiri kok. Ga bisa memperkuat keterangan mereka," ucap Hasyim Asy'ari saat doorstop paska sidang di Mahkamah Konstitusi, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Hasyim juga berkomentar soal ahli yang dibawa oleh tim kuasa hukum Prabowo-Sandi.
"Ada yang ngaku ahli IT tapi sekolahnya bukan IT, ada yang ngaku tahu Pemilu ternyata tidak tahu Pemilu, itu yang ahli," imbuhnya.
KPU tidak menghadirkan saksi dalam persidangan, hanya ada dua ahli yakni Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo (langsung) dan Dr. W. Riawan Tjandra, Sh, M.Hum (tertulis). Ketua KPU Arief Budiman mengatakan bahwa hal ini sudah cukup.
"Berdasarkan perkembangan sidang tadi malam, saksi-saksi yang diajukan oleh pemohon, pertanyaan, dan jawaban dari kita sudah mampu menjelaskan apa yang kami mau. Makanya kami tidak menambahkan saksi. Kami menghadirkan ahli satu tertulis dan satu langsung," ucap Arief Budiman saat doorstop paska sidang di MK, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Pada paparannya, Marsudi Wahyu mengatakan bahwa Situng adalah salah satu dari 19 aplikasi Pemilu. Marsudi juga mengatakan dalam keterangannya bahwa ia adalah salah satu arsitek perancangan Situng pada Tahun 2003 lalu.
Situng menurut paparan Marsudi ada dua, yakni Situng yang ada di dalam Kantor KPU yang berfungsi sebagai backup dari penghitungan suara berjenjang serta Situng web yang memberikan keterbukaan akses informasi kepada masyarakat.
"Situng ada dua komponen, yg bermasalah itu web. Situng ada di dalam KPU, yang hanya bisa diakses di dalam KPU dan sistem intranet dalam KPU. Kemudian di virtualisasikan seolah dibuat cerminan, yakni web Situng yang kita lihat," papar Marsudi saat memberikan keterangan ahli di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat (20/6/2019).
Terdapat 3 lokasi yang dirancang untuk Situng. Pertama ada di KPU dan dua sisanya berada di tempat yang tidak diketahui. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bencana dan musibah.
Situng web menurut Marsudi sering dipermasalahkan, seolah-olah ada usaha sengaja untuk melakukan perubahan suara di situng.
Padahal, data Situng Web yang diunduh Marsudi tanggal 25 April sebagai bahan paparan menjelaskan bahwa terjadi pola yang tidak teratur/acak. Sehingga penambahan dan pengurangan suara terjadi pada kedua pasangan.
"Kita bisa lihat dari grafik/chart pada level Kabupaten kota tidak memperlihatkan pola tertentu. Dalam uji statistik itu angkanya angka acak," ucap Marsudi saat menjawab pertanyaan pihak terkait soal analisa pola acak web Situng KPU.
Walaupun web Situng KPU terdapat permasalahan di atas, Marsudi meyakinkan bahwa ada refresh tiap 15 menit secara otomatis di Situng web. Sehingga datanya terupdate dari Situng yang ada di KPU.
Saksikan Video Debat Soal Saksi, Hakim MK Ancam Usir Bambang Widjojanto
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Sidang MK, Yusril: Gugatan Prabowo Banyak Teori & Asumsi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular