
Luncurkan B30, Jonan: Produsen Biofuel Jangan Mangkir Pasokan
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
13 June 2019 13:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan meminta Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) konsisten dalam menyuplai FAME (Fatty Acid Methyl Esters).
Pelaksanaan penggunaan bahan bakar B30 khusus kendaraan diesel harus dilakukan penuh komitmen.
Jonan menyebut konsistensi tersebut harus dijaga bagaimanapun kondisi harga kelapa sawit internasional. "Ini mesti konsisten, jangan sampai nanti minyak kelapa sawitnya di internasional naik terus FAME-nya hilang. Jadi mentalitasnya tidak bisa hit and run," ucap Jonan dalam sambutannya di Launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30, di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019).
Jonan menegaskan apabila ke depannya terjadi hambatan dalam pemasokan FAME, maka dirinya akan mengajukan kepada presiden untuk membuat aturan kewajiban memasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) serupa dengan aturan DMO batu bara.
"Terus terang kalau hit and run, saya akan minta presiden bikinkan aturan DMO, seperti batu bara karena pemerintah punya kepentingan untuk jaga balance of trade (neraca perdagangan) supaya impor minyak terkendali," tegas Jonan.
Terlebih, ambisi pembangunan infrastruktur masih akan dilakukan ke depannya. Hal itu akan membuat konsumsi BBM akan naik secara pelan tapi pasti.
Saat ini, impor minyak, terutama minyak mentah, sebesar setengah juta barrel dalam satu hari. Diperkirakan impor bisa mencapai 1 juta barrel sebelum tahun 2025 alias naik 2 kali lipat dalam 5-6 tahun.
"Makanya pakai FAME supaya neraca perdagangan tidak terlalu defisit untuk impor minyakk. Ini long term komitmen, kecuali lahan kelapa sawit berkurang. Tapi kelapa sawit budi dayanya luar biasa. Produksi CPO sehari sekarang 6 ton," jelasnya.
Jonan juga mengingatkan proses pencampuran FAME yang dicampur minyak solar dipastikan harus konsisten. Pasalnya, pada penggunaan bahan bakar B20 sebelumnya ditemukan ketidakkonsistenan dalam pencampuran.
"Masukan yang saya terima waktu penerapan B20, yaitu proses pencampuran FAME yang dicampur minyak solar itu konsistensinya tidak selalu pas. Jadi ini saya sarankan Pertamina atau badan usaha BBM lain harus memastikan proses pencampuran dilakukan dengan betul," kata Ignasius
Jonan juga meminta produsen otomotif (engine maker) untuk memberikan masukan terkait dengan performa mesin dan biaya perawatan mesin bila menggunakan bahan bakar B30. Harus dipastikan tidak ada perubahan biaya signifikan setelah menggunakan B30.
(gus) Next Article Ada B30, Kebutuhan FAME 2020 Sentuh 9,6 Juta KL
Pelaksanaan penggunaan bahan bakar B30 khusus kendaraan diesel harus dilakukan penuh komitmen.
![]() |
Jonan menegaskan apabila ke depannya terjadi hambatan dalam pemasokan FAME, maka dirinya akan mengajukan kepada presiden untuk membuat aturan kewajiban memasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) serupa dengan aturan DMO batu bara.
"Terus terang kalau hit and run, saya akan minta presiden bikinkan aturan DMO, seperti batu bara karena pemerintah punya kepentingan untuk jaga balance of trade (neraca perdagangan) supaya impor minyak terkendali," tegas Jonan.
Terlebih, ambisi pembangunan infrastruktur masih akan dilakukan ke depannya. Hal itu akan membuat konsumsi BBM akan naik secara pelan tapi pasti.
Saat ini, impor minyak, terutama minyak mentah, sebesar setengah juta barrel dalam satu hari. Diperkirakan impor bisa mencapai 1 juta barrel sebelum tahun 2025 alias naik 2 kali lipat dalam 5-6 tahun.
"Makanya pakai FAME supaya neraca perdagangan tidak terlalu defisit untuk impor minyakk. Ini long term komitmen, kecuali lahan kelapa sawit berkurang. Tapi kelapa sawit budi dayanya luar biasa. Produksi CPO sehari sekarang 6 ton," jelasnya.
Jonan juga mengingatkan proses pencampuran FAME yang dicampur minyak solar dipastikan harus konsisten. Pasalnya, pada penggunaan bahan bakar B20 sebelumnya ditemukan ketidakkonsistenan dalam pencampuran.
"Masukan yang saya terima waktu penerapan B20, yaitu proses pencampuran FAME yang dicampur minyak solar itu konsistensinya tidak selalu pas. Jadi ini saya sarankan Pertamina atau badan usaha BBM lain harus memastikan proses pencampuran dilakukan dengan betul," kata Ignasius
Jonan juga meminta produsen otomotif (engine maker) untuk memberikan masukan terkait dengan performa mesin dan biaya perawatan mesin bila menggunakan bahan bakar B30. Harus dipastikan tidak ada perubahan biaya signifikan setelah menggunakan B30.
(gus) Next Article Ada B30, Kebutuhan FAME 2020 Sentuh 9,6 Juta KL
Most Popular