
Catat! Mendag Cs Janji Harga Bawang Putih Segera Turun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 May 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan harga bawang putih segera turun. Kepastian itu disampaikan sejumlah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Menurut dia, izin impor bawang putih sebanyak 115 ribu ton yang dirilis Kementerian Perdagangan (Kemendag) kepada delapan perusahaan swasta, mulai terealisasi. Komoditas itu mulai masuk ke Tanah Air.
"Tadi juga sudah dilaporkan 80 ribu (ton) sudah masuk dan diperkirakan minggu depan masuk ke pasar. Jadi akan terjadi penurunan. Aman. Tiada soal. Stok juga tersedia. Harga juga," ujar Enggartiasto.
Dirut Bulog Budi Waseso pun optimistis harga bawang putih akan segera turun. Meskipun, seperti diketahui, Bulog urung mengimpor 100 ribu ton komoditas strategis tersebut.
"Dengan menyebarnya 100 ribu ton yang baru ini yakinlah harga bawang putih akan turun," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun meyakinkan harga bawang putih akan segera turun. Sebab, izin impor bawang putih 115 ribu ton, mulai terealisasi. Menurut Amran, stok itu lebih dari cukup mengingat kebutuhan masyarakat sebulan hanya 50 ribu ton.
"Semua pangan Alhamdulillah aman. Yang mengkhawatirkan kemarin cuma satu: bawang putih. Tapi kemarin sudah masuk 100 ribu ton," katanya.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, sejumlah harga bahan makanan mengalami peningkatan sepanjang bulan April 2019.
Harga bawang putih tercatat meningkat paling pesat, yaitu mencapai 42,2%. Per 30 April 2019, harga rata-rata nasional bawang putih di pasar tradisional adalah sebesar Rp 49.750/kg.
Bahkan di DKI Jakarta, 1 kg bawang putih harus ditukar dengan uang senilai Rp 62.500. Harga tertinggi sendiri terjadi di kota Merauke, Papua, yang mencapai Rp 68.750/kg, setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh Rp 70.000/kg.
Simak video terkait harga bahan pangan yang memicu inflasi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Bawang Putih Mahal, Mendag Minta Importir Keluarkan Stok
Menurut dia, izin impor bawang putih sebanyak 115 ribu ton yang dirilis Kementerian Perdagangan (Kemendag) kepada delapan perusahaan swasta, mulai terealisasi. Komoditas itu mulai masuk ke Tanah Air.
"Tadi juga sudah dilaporkan 80 ribu (ton) sudah masuk dan diperkirakan minggu depan masuk ke pasar. Jadi akan terjadi penurunan. Aman. Tiada soal. Stok juga tersedia. Harga juga," ujar Enggartiasto.
Dirut Bulog Budi Waseso pun optimistis harga bawang putih akan segera turun. Meskipun, seperti diketahui, Bulog urung mengimpor 100 ribu ton komoditas strategis tersebut.
"Dengan menyebarnya 100 ribu ton yang baru ini yakinlah harga bawang putih akan turun," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
![]() |
Terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun meyakinkan harga bawang putih akan segera turun. Sebab, izin impor bawang putih 115 ribu ton, mulai terealisasi. Menurut Amran, stok itu lebih dari cukup mengingat kebutuhan masyarakat sebulan hanya 50 ribu ton.
"Semua pangan Alhamdulillah aman. Yang mengkhawatirkan kemarin cuma satu: bawang putih. Tapi kemarin sudah masuk 100 ribu ton," katanya.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, sejumlah harga bahan makanan mengalami peningkatan sepanjang bulan April 2019.
Harga bawang putih tercatat meningkat paling pesat, yaitu mencapai 42,2%. Per 30 April 2019, harga rata-rata nasional bawang putih di pasar tradisional adalah sebesar Rp 49.750/kg.
Bahkan di DKI Jakarta, 1 kg bawang putih harus ditukar dengan uang senilai Rp 62.500. Harga tertinggi sendiri terjadi di kota Merauke, Papua, yang mencapai Rp 68.750/kg, setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh Rp 70.000/kg.
Simak video terkait harga bahan pangan yang memicu inflasi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Bawang Putih Mahal, Mendag Minta Importir Keluarkan Stok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular