
Pak Anies, Inflasi DKI Tinggi Gara-gara Bawang sampai Cabai!
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
02 May 2019 20:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi DKI Jakarta pada April 2019 tercatat sebesar 0,40% (mtm). Inflasi kali ini cukup tinggi ketimbang 3 bulan sebelumnya.
Pada Januari 2019 inflasi DKI 0,24% (mtm), sementara Februari 2019 0,26% (mtm) dan Maret 2019 0,14% (mtm)
"Inflasi IHK pada April 2019 tercatat sebesar 0,40% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,14% (mtm).," tulis BI dalam keterangan resminya Senin (2/5/2019).
Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok Bahan Makanan. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan April 2019 tercatat sebesar 1,05% (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,37% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,01% (yoy) namun tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5%±1%.
"Meningkatnya tekanan inflasi April 2019 disebabkan oleh lebih tingginya inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan."
Kelompok ini tercatat mengalami inflasi 0,98% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Maret 2019 sebesar 0,32% (mtm).
Beberapa pangan strategis yang mengalami peningkatan inflasi adalah bawang merah, tomat sayur, bawang putih, dan cabai merah.
Peningkatan inflasi pada komoditas bumbu-bumbuan terutama disebabkan faktor cuaca, yaitu masih tingginya curah hujan, yang mengganggu pasokan," tulis siaran pers yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo.
Namun, BI mencatat di tengah naiknya tekanan harga bumbu-bumbuan, harga beras mengalami penurunan dan mencatat deflasi pada bulan April 2019.
Hal ini sejalan dengan belum berlalunya masa panen di beberapa sentra produksi sehingga pasokan beras yang mengalir ke DKI Jakarta masih dapat mengimbangi permintaan masyarakat Jakarta, dan bahkan ketersediaannya melebihi dari kebutuhan masyarakat Jakarta. Deflasi yang terjadi pada komoditas beras, menjadi faktor penahan laju inflasi yang lebih tinggi dari kelompok bahan makanan.
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar pada April 2019 memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta.
Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,50% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi Maret 2019 sebesar 0,32% (mtm). Kenaikan inflasi kontrak rumah pada bulan April 2019 yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi pada kelompok ini.
Di sisi lain, tarif listrik kembali mengalami deflasi yang merupakan efek dari pemberian diskon bagi pelanggan Rumah Tangga mampu daya 900 VA mulai 1 Maret 2019.
(dru) Next Article Mahalnya Beras dan Daging Ayam Jadi Biang Kerok Inflasi DKI
Pada Januari 2019 inflasi DKI 0,24% (mtm), sementara Februari 2019 0,26% (mtm) dan Maret 2019 0,14% (mtm)
"Inflasi IHK pada April 2019 tercatat sebesar 0,40% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,14% (mtm).," tulis BI dalam keterangan resminya Senin (2/5/2019).
"Meningkatnya tekanan inflasi April 2019 disebabkan oleh lebih tingginya inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan."
Kelompok ini tercatat mengalami inflasi 0,98% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Maret 2019 sebesar 0,32% (mtm).
Beberapa pangan strategis yang mengalami peningkatan inflasi adalah bawang merah, tomat sayur, bawang putih, dan cabai merah.
Peningkatan inflasi pada komoditas bumbu-bumbuan terutama disebabkan faktor cuaca, yaitu masih tingginya curah hujan, yang mengganggu pasokan," tulis siaran pers yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo.
Namun, BI mencatat di tengah naiknya tekanan harga bumbu-bumbuan, harga beras mengalami penurunan dan mencatat deflasi pada bulan April 2019.
Hal ini sejalan dengan belum berlalunya masa panen di beberapa sentra produksi sehingga pasokan beras yang mengalir ke DKI Jakarta masih dapat mengimbangi permintaan masyarakat Jakarta, dan bahkan ketersediaannya melebihi dari kebutuhan masyarakat Jakarta. Deflasi yang terjadi pada komoditas beras, menjadi faktor penahan laju inflasi yang lebih tinggi dari kelompok bahan makanan.
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar pada April 2019 memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta.
Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,50% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi Maret 2019 sebesar 0,32% (mtm). Kenaikan inflasi kontrak rumah pada bulan April 2019 yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi pada kelompok ini.
Di sisi lain, tarif listrik kembali mengalami deflasi yang merupakan efek dari pemberian diskon bagi pelanggan Rumah Tangga mampu daya 900 VA mulai 1 Maret 2019.
(dru) Next Article Mahalnya Beras dan Daging Ayam Jadi Biang Kerok Inflasi DKI
Most Popular