Bos IMF Yakin AS-China Segera Teken Perjanjian Dagang

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 April 2019 13:41
AS dan China telah terlibat dalam perang dagang selama setahun terakhir, yang ditandai oleh pengenaan bea impor terhadap berbagai barang senilai miliaran dolar.
Foto: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde berbicara saat pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, (24/4/2019). (Parker Song/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde berharap Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perselisihan dagang mereka, yang telah membuat pasar keuangan terkejut dan membayangi ekonomi global.

"Saya akan mengatakan" 'Ya,'" kata Lagarde di Milken Institute Global Conference ketika ditanya apakah pembicaraan antara dua ekonomi terbesar dunia akan mencapai kesepakatan.

Washington dan Beijing telah terlibat dalam perang dagang selama setahun terakhir, yang ditandai oleh pengenaan bea impor terhadap berbagai barang senilai miliaran dolar. Sekarang, pembicaraan itu berada pada titik penting.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dijadwalkan menghadiri putaran perundingan dagang terbaru di Beijing, China, Selasa (30/4/2019), bersama Perwakilan Dagang Robert Lighthizer.


Lagarde adalah pembicara pertama di konferensi tahunan, yang dihadiri 4.000 peserta termasuk beberapa pemikir dan trendsetter dunia yang paling kuat untuk membahas keuangan, perawatan kesehatan dan topik lainnya.

Selain itu, CEO LP Blackstone Group Stephen Schwarzman juga mengatakan dirinya optimistis akan prospek tercapainya kesepakatan antara AS-China. Namun, ia juga memperingatkan perjanjian itu tidak akan menyelesaikan semua masalah yang sedang dipersengketakan.

"Saya yakin mereka akan menghasilkan sesuatu yang dapat diimplementasikan, tetapi perjanjian itu bukan kesepakatan dagang yang menyelesaikan semua masalah untuk semua orang dan memindahkan China ke dunia modern," katanya, dilansir dari Reuters, Selasa (30/04/2019).

"Ada proses normalisasi yang akan memakan waktu tertentu."
(prm) Next Article Bahas Perang Dagang AS-China, Bos IMF Sindir Twit Trump

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular