JK: Palangkaraya Belum Pasti Jadi Ibu Kota Baru
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 April 2019 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan melanjutkan rencana pemindahan Ibu Kota. Bahkan, kepala negara telah mantap memilih Ibu Kota berada di pulau Jawa.
Tak sedikit yang menyebut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah akan menjadi Ibu Kota baru menggantikan Jakarta. Apalagi, Presiden Sukarno pernah mewacanakan hal serupa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan bahwa pemerintah belum menetapkan lokasi Ibu Kota baru. Menurutnya, bukan hal mudah untuk mencari Ibu Kota baru yang sudah ditetapkan standarisasinya.
"Belum diputuskan lagi karena ada syaratnya. Ada 10 syarat. Harus strategis, letaknya di tengah, penduduknya memiliki toleransi yang baik. Ini butuh riset," kata JK, Selasa (30/4/2019).
Ibu Kota baru yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan, diharapkan lokasinya lebih strategis dibandingkan Jakarta. Hal ini diharapkan dapat memacu kinerja pemerintah untuk mencapai target yang ditetapkan.
"Pemerintah yang lebih fokus, lebih nyaman. Artinya tidak macet, tidak penuh ribut, sehingga pemerintahan itu mudah dicapai," tegasnya.
"Syaratnya, daerah itu kecil risiko gempa bumi, apalagi tsunami. Jadi pasti bukan di pesisir selatan, Sumatera, atau apa. Karena itu ring of fire. Jadi di mana yang paling aman dari gempa, tsunami, dan sebagainya," jelasnya.
Berikut kriteria Ibu Kota Baru seperti disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam rapat terbatas :
Pertama, Ibu Kota baru akan berada di tengah wilayah Indonesia untuk merepresentasikan keadilan dan mendorong percepatan, khususnya di wilayah Timur Indonesia yang selama ini tertinggal jauh.
"Kami usulkan lokasi strategis ini secara geografis ada di tengah wilayah Indonesia. [...] Jadi kita dorong Ibu Kota yang Indonesia sentris," kata Bambang.
Kemudian, wilayah tersebut memiliki lahan yang luas, baik itu dimiliki oleh pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah ingin wilayah yang sudah memiliki ketersediaan lahan yang pasti.
Selanjutnya, calon Ibu Kota baru harus bebas dari bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, maupun kebakaran hutan dan lahan gambut. Pemerintah akan mencari daerah yang minim lokasi bencana.
"Selain itu harus tersedia sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan," kata Bambang.
"Untuk bisa melakukan efisiensi dalam investasi awal infrastruktur, kami usulkan lokasi Ibu Kota baru tersebut dengan kota yang sudah eksisting. Maksudnya kota yang sudah punya akses mobilitas atau logistik. Demikian pelabuhan dan bandara,"
Bappenas bahkan mengusulkan, agar Ibu Kota baru nantinya berdekatan dengan pinggir pantai. "Karena bagaimanapun Indonesia adalah negara maritim, sehingga sebaiknya Ibu Kota lokasinya tidak jauh dari pantai," katanya.
Paling penting, Ibu Kota harus memiliki tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai. Demikian juga faktor sosial maupun budaya.
"Dan juga kita harapkan masyarakat di sekitar wilayah tersebut memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Karena bagaimanapun nanti ASN akan berdatangan dari Jakarta ke kota baru tersebut," jelasnya.
"kita harapkan tidak ada dampak negatif terhadap komunitas lokal. Dan dari sisi pertahanan keamanan kita harus memastikan perimeter nya sesuai. Untuk minimumkan vulnerability dari state dan juga untuk menjaga wilayah teritorial. Dan tidak dekat dengan wilayah perbatasan negara," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono pun mengisyaratkan bahwa Kalimantan menjadi tempat yang paling memenuhi kriteria-kriteria yang disampaikan.
"Ya. Sulawesi dibilang Pak JK, kalau mau di pusatnya itu Mamuju, Pare-pare, tapi itu ring of fire. Sulawesi kalau tidak mau ring of fire itu Makassar tapi tidak di tengah itu. Paling aman Kalimantan," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
Tak sedikit yang menyebut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah akan menjadi Ibu Kota baru menggantikan Jakarta. Apalagi, Presiden Sukarno pernah mewacanakan hal serupa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan bahwa pemerintah belum menetapkan lokasi Ibu Kota baru. Menurutnya, bukan hal mudah untuk mencari Ibu Kota baru yang sudah ditetapkan standarisasinya.
"Pemerintah yang lebih fokus, lebih nyaman. Artinya tidak macet, tidak penuh ribut, sehingga pemerintahan itu mudah dicapai," tegasnya.
"Syaratnya, daerah itu kecil risiko gempa bumi, apalagi tsunami. Jadi pasti bukan di pesisir selatan, Sumatera, atau apa. Karena itu ring of fire. Jadi di mana yang paling aman dari gempa, tsunami, dan sebagainya," jelasnya.
Berikut kriteria Ibu Kota Baru seperti disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam rapat terbatas :
Pertama, Ibu Kota baru akan berada di tengah wilayah Indonesia untuk merepresentasikan keadilan dan mendorong percepatan, khususnya di wilayah Timur Indonesia yang selama ini tertinggal jauh.
"Kami usulkan lokasi strategis ini secara geografis ada di tengah wilayah Indonesia. [...] Jadi kita dorong Ibu Kota yang Indonesia sentris," kata Bambang.
Kemudian, wilayah tersebut memiliki lahan yang luas, baik itu dimiliki oleh pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah ingin wilayah yang sudah memiliki ketersediaan lahan yang pasti.
Selanjutnya, calon Ibu Kota baru harus bebas dari bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, maupun kebakaran hutan dan lahan gambut. Pemerintah akan mencari daerah yang minim lokasi bencana.
"Selain itu harus tersedia sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan," kata Bambang.
"Untuk bisa melakukan efisiensi dalam investasi awal infrastruktur, kami usulkan lokasi Ibu Kota baru tersebut dengan kota yang sudah eksisting. Maksudnya kota yang sudah punya akses mobilitas atau logistik. Demikian pelabuhan dan bandara,"
Bappenas bahkan mengusulkan, agar Ibu Kota baru nantinya berdekatan dengan pinggir pantai. "Karena bagaimanapun Indonesia adalah negara maritim, sehingga sebaiknya Ibu Kota lokasinya tidak jauh dari pantai," katanya.
Paling penting, Ibu Kota harus memiliki tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai. Demikian juga faktor sosial maupun budaya.
"Dan juga kita harapkan masyarakat di sekitar wilayah tersebut memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Karena bagaimanapun nanti ASN akan berdatangan dari Jakarta ke kota baru tersebut," jelasnya.
"kita harapkan tidak ada dampak negatif terhadap komunitas lokal. Dan dari sisi pertahanan keamanan kita harus memastikan perimeter nya sesuai. Untuk minimumkan vulnerability dari state dan juga untuk menjaga wilayah teritorial. Dan tidak dekat dengan wilayah perbatasan negara," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono pun mengisyaratkan bahwa Kalimantan menjadi tempat yang paling memenuhi kriteria-kriteria yang disampaikan.
"Ya. Sulawesi dibilang Pak JK, kalau mau di pusatnya itu Mamuju, Pare-pare, tapi itu ring of fire. Sulawesi kalau tidak mau ring of fire itu Makassar tapi tidak di tengah itu. Paling aman Kalimantan," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
Most Popular