Internasional
8 Bom Tewaskan 290 Orang, Sri Lanka Terapkan Kondisi Darurat
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 April 2019 08:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah korban tewas dalam serangan ledakan bom di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), naik dengan cepat.
Data pemerintah setempat pada Senin (22/4/2019) menunjukkan jumlah korban meninggal akibat serangan terburuk sejak berakhirnya perang saudara 10 tahun lalu itu sudah mencapai 290 orang dan sekitar 500 lainnya mengalami luka-luka.
Sebanyak delapan ledakan terjadi di tiga gereja dan empat hotel di Kolombo, Sri Lanka, dan sekitarnya saat perayaan Paskah, Minggu lalu. Ledakan kedelapan terjadi di sebuah rumah yang diduga tempat persembuyian pelaku dan menewaskan tiga anggota kepolisian.
Tiga gereja tersebut adalah Kuil St Anthony di distrik Kochchikade di Kolombo, Gereja St Sebastian di Negombo dan Gereja Sion di kota Batticaloa. Sementara hotel-hotel yang diserang adalah Hotel Cinnamon Grand, Shangri-La, Kingsbury, serta Tropical Inn di dekat Kebun Binatang Nasional.
Pemerintah Sri Lanka pada Senin kemarin menetapkan kondisi darurat di seluruh negeri setelah sebelumnya menetapkan jam malam dan melarang operasi berbagai platform media sosial.
Undang-undang darurat Sri Lanka memberi wewenang bagi polisi dan militer untuk menahan dan menginterogasi tersangka tanpa perintah pengadilan. Aturan itu akan berlaku Senin tengah malam waktu setempat, menurut kantor presiden, dilansir dari Reuters.
Selain kedelapan bom itu, sebuah bom kembali ditemukan di dekat bandara Sri Lanka hari Senin dan berhasil dijinakkan pihak kepolisian. Polisi juga mengatakan menemukan 87 detonator bom di terminal bus utama Kolombo.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan brutal tersebut.
Para penyelidik mengatakan tujuh pengebom bunuh diri ambil bagian dalam kejadian itu dan jaringan internasional terlibat di dalamnya.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui sebelumnya ada peringatan tentang rencana pengeboman yang menargetkan gereja dan hotel di Sri Lanka, lapor Anadolu Agency, mengutip Sunday Times.
Wickremesinghe mengatakan akan menyelidiki alasan mengapa tidak ada tindakan yang diambil untuk merespons peringatan itu.
Polisi Sri Lanka telah menangkap 24 orang terkait serangkaian ledakan bom tersebut namun belum memberikan rincian kepada publik mengenai orang-orang tersebut. Namun, sumber kepolisian sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa 13 dari para pria itu ditahan di dua lokasi di dan sekitar Kolombo.
Saksikan video mengenai serangan bom Sri Lanka berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Data pemerintah setempat pada Senin (22/4/2019) menunjukkan jumlah korban meninggal akibat serangan terburuk sejak berakhirnya perang saudara 10 tahun lalu itu sudah mencapai 290 orang dan sekitar 500 lainnya mengalami luka-luka.
Sebanyak delapan ledakan terjadi di tiga gereja dan empat hotel di Kolombo, Sri Lanka, dan sekitarnya saat perayaan Paskah, Minggu lalu. Ledakan kedelapan terjadi di sebuah rumah yang diduga tempat persembuyian pelaku dan menewaskan tiga anggota kepolisian.
Pemerintah Sri Lanka pada Senin kemarin menetapkan kondisi darurat di seluruh negeri setelah sebelumnya menetapkan jam malam dan melarang operasi berbagai platform media sosial.
Undang-undang darurat Sri Lanka memberi wewenang bagi polisi dan militer untuk menahan dan menginterogasi tersangka tanpa perintah pengadilan. Aturan itu akan berlaku Senin tengah malam waktu setempat, menurut kantor presiden, dilansir dari Reuters.
Selain kedelapan bom itu, sebuah bom kembali ditemukan di dekat bandara Sri Lanka hari Senin dan berhasil dijinakkan pihak kepolisian. Polisi juga mengatakan menemukan 87 detonator bom di terminal bus utama Kolombo.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan brutal tersebut.
Para penyelidik mengatakan tujuh pengebom bunuh diri ambil bagian dalam kejadian itu dan jaringan internasional terlibat di dalamnya.
![]() |
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui sebelumnya ada peringatan tentang rencana pengeboman yang menargetkan gereja dan hotel di Sri Lanka, lapor Anadolu Agency, mengutip Sunday Times.
Wickremesinghe mengatakan akan menyelidiki alasan mengapa tidak ada tindakan yang diambil untuk merespons peringatan itu.
Polisi Sri Lanka telah menangkap 24 orang terkait serangkaian ledakan bom tersebut namun belum memberikan rincian kepada publik mengenai orang-orang tersebut. Namun, sumber kepolisian sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa 13 dari para pria itu ditahan di dua lokasi di dan sekitar Kolombo.
Saksikan video mengenai serangan bom Sri Lanka berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm/prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular