Internasional
Ulama Sri Lanka Minta Pelaku Pengeboman Dihukum Berat!
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 April 2019 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemimpin Muslim di Sri Lanka menuntut "hukuman seberat-beratnya" bagi para pelakuĀ serangan bom bunuh diri di gereja-gereja Kristen dan hotel-hotel mewah di negara itu yang menewaskan sedikitnya 290 orang, Minggu (21/4/2019).
Komentar itu muncul ketika pemerintah menolak memberikan rincian tentang 24 orang yang ditangkap atas serangan di Minggu Paskah, karena khawatir dapat memicu ketegangan etnis. Puluhan umat Kristen termasuk di antara 290 orang yang tewas.
"Kami mendesak pemerintah agar memberikan rasa aman di semua tempat keagamaan dan untuk memberikan hukuman maksimum kepada semua orang yang terlibat dalam tindakan pengecut ini," kata All Ceylon Jamiyyathuul Ulama, atau dewan teolog Muslim, Senin (22/4/2019), seperti dilansir dari AFP.
"Atas nama komunitas Muslim Sri Lanka, kami menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang beriman Kristen dan mengulurkan tangan persahabatan dalam solidaritas."
Para teolog ternama menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah bertemu dengan Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith setelah serangan terhadap tiga gereja yang sedang merayakan misa Paskah.
Dewan Shoora Nasional, kelompok 18 organisasi Muslim, juga menyatakan belasungkawa dan mengatakan pemerintah tidak boleh "membiarkan ada fakta yang tak terungkap dalam usaha untuk menangkap para pelaku siapapun mereka".
Sementara pihak berwenang belum mengidentifikasi orang-orang yang ditangkap menyusul serangan itu, sebuah sumber kepolisian mengatakan 24 orang tersebut semuanya berasal dari satu kelompok radikal.
Sepuluh hari sebelum serangan itu, kepala polisi Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional yang mengatakan sebuah organisasi Muslim radikal bisa jadi tengah merencanakan serangan bom bunuh diri terhadap "gereja-gereja terkemuka".
Saksikan video mengenai pengeboman di Sri Lanka tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Komentar itu muncul ketika pemerintah menolak memberikan rincian tentang 24 orang yang ditangkap atas serangan di Minggu Paskah, karena khawatir dapat memicu ketegangan etnis. Puluhan umat Kristen termasuk di antara 290 orang yang tewas.
"Kami mendesak pemerintah agar memberikan rasa aman di semua tempat keagamaan dan untuk memberikan hukuman maksimum kepada semua orang yang terlibat dalam tindakan pengecut ini," kata All Ceylon Jamiyyathuul Ulama, atau dewan teolog Muslim, Senin (22/4/2019), seperti dilansir dari AFP.
Para teolog ternama menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah bertemu dengan Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith setelah serangan terhadap tiga gereja yang sedang merayakan misa Paskah.
Dewan Shoora Nasional, kelompok 18 organisasi Muslim, juga menyatakan belasungkawa dan mengatakan pemerintah tidak boleh "membiarkan ada fakta yang tak terungkap dalam usaha untuk menangkap para pelaku siapapun mereka".
![]() |
Sementara pihak berwenang belum mengidentifikasi orang-orang yang ditangkap menyusul serangan itu, sebuah sumber kepolisian mengatakan 24 orang tersebut semuanya berasal dari satu kelompok radikal.
Sepuluh hari sebelum serangan itu, kepala polisi Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional yang mengatakan sebuah organisasi Muslim radikal bisa jadi tengah merencanakan serangan bom bunuh diri terhadap "gereja-gereja terkemuka".
Saksikan video mengenai pengeboman di Sri Lanka tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular