Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 April 2019 16:41

Kolombo, CNBC Indonesia - Kabar terbaru dari aksi bom bunuh diri di beberapa lokasi di Sri Lanka pada Minggu Paskah kemarin (21/4/2019), menyebut bahwa pejabat tinggi negara itu telah menerima peringatan tentang ancaman serangan bom sejak lama.
Namun, mereka dengan sengaja menyembunyikan informasi tentang rencana pengeboman tersebut, menurut pimpinan parlemen, Rabu (24/4/2019).
Delapan serangan bom itu menewaskan sedikitnya 359 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.
"Beberapa pajabat tinggi intelijen dengan sengaja menyembunyikan informasi intelijen itu. Informasinya ada tetapi para pejabat tinggi keamanan tidak mengambil tindakan yang tepat," kata Lakshman Kiriella, yang juga merupakan menteri perusahaan publik, kepada parlemen.
Dia mengatakan informasi tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri terhadap gereja, hotel dan politisi telah diterima dari intelijen India pada 4 April dan dari pertemuan Dewan Keamanan dipimpin oleh Presiden Maithripala Sirisena pada 7 April, tetapi informasi itu tidak dibagikan secara lebih luas.
"Seseorang mengendalikan para pejabat tinggi intelijen ini," kata sang menteri. "Dewan Keamanan sedang berpolitik. Kita perlu menyelidiki ini," tambahnya, dilansir dari Reuters.
Secara terpisah, Sarath Fonseka, mantan kepala militer dan menteri pembangunan daerah, mengatakan kepada parlemen bahwa dia yakin serangan-serangan itu "pasti telah direncanakan setidaknya selama 7-8 tahun".
Wakil Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene, Rabu, mengatakan sembilan pengebom bunuh diri, salah satunya wanita, terlibat dalam serangan di tiga gereja dan empat hotel itu.
Penyelidikan awal juga mengungkapkan bahwa salah satu dari pelaku pernah bersekolah di Inggris dan Australia.
Pada Selasa, Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom itu dan menyebut nama-nama tujuh orang yang disebut sebagai sang pengebom dalam pernyataannya. Namun, kelompok radikal ini tidak memberikan bukti pendukung atas klaimnya itu.
Saksikan video mengenai penyelidikan pengeboman di Sri Lanka berikut ini.
(prm) Next Article Bom Meledak Lagi di Sri Lanka
Namun, mereka dengan sengaja menyembunyikan informasi tentang rencana pengeboman tersebut, menurut pimpinan parlemen, Rabu (24/4/2019).
Delapan serangan bom itu menewaskan sedikitnya 359 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.
Dia mengatakan informasi tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri terhadap gereja, hotel dan politisi telah diterima dari intelijen India pada 4 April dan dari pertemuan Dewan Keamanan dipimpin oleh Presiden Maithripala Sirisena pada 7 April, tetapi informasi itu tidak dibagikan secara lebih luas.
"Seseorang mengendalikan para pejabat tinggi intelijen ini," kata sang menteri. "Dewan Keamanan sedang berpolitik. Kita perlu menyelidiki ini," tambahnya, dilansir dari Reuters.
Secara terpisah, Sarath Fonseka, mantan kepala militer dan menteri pembangunan daerah, mengatakan kepada parlemen bahwa dia yakin serangan-serangan itu "pasti telah direncanakan setidaknya selama 7-8 tahun".
Wakil Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene, Rabu, mengatakan sembilan pengebom bunuh diri, salah satunya wanita, terlibat dalam serangan di tiga gereja dan empat hotel itu.
![]() |
Penyelidikan awal juga mengungkapkan bahwa salah satu dari pelaku pernah bersekolah di Inggris dan Australia.
Pada Selasa, Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom itu dan menyebut nama-nama tujuh orang yang disebut sebagai sang pengebom dalam pernyataannya. Namun, kelompok radikal ini tidak memberikan bukti pendukung atas klaimnya itu.
Saksikan video mengenai penyelidikan pengeboman di Sri Lanka berikut ini.
(prm) Next Article Bom Meledak Lagi di Sri Lanka
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular