
Gegara Freeport, Bea Keluar Ekspor Mineral RI Turun Drastis
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
22 April 2019 19:51

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Keuangan menyebut terdapat penurunan bea keluar ekspor mineral yang cukup signifikan di kuartal pertama 2019 ini.
Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi dalam jumpa pers APBN Kita, Senin (22/4/2019).
Heru memaparkan untuk bea masuk capaiannya adalah Rp 8,54 triliun, penerimaan ini turun karena devisa impor turun 7,4% dibanding periode serupa tahun lalu. Sementara untuk bea keluar, turun sangat drastis.
"Dari Rp 1,43 triliun sekarang Rp 1,08 triliun. Turun 24,76% lebih rendah," kata Heru. Ia menjelaskan penurunan signifikan ini terjadi karena turunnya ekspor tembaga RI, terutama karena perpindahan aktivitas tambang di PT Freeport Indonesia dari open pit ke tambang bawah tanah.
Soal turunnya ekspor tembaga ini tak lepas dari produksi yang memang akan turun di sepanjang 2019, sesuai dengan proyeksi kinerja tambang Freeport.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan produksi tembaga Freeport Indonesia lebih rendah dari 2,1 juta ton di tahun lalu, karena ada peralihan operasional ke tambang bawah tanah dari tambang terbuka.
Rincinya, di 2018 produksi tembaga mencapai 2,1 juta ton dan akan turun 42% di 2019 jadi 1,2 juta ton. Sementara untuk ekspor tembaga diperkirakan mencapai 200 ribu ton pada 2019, turun dibanding 2018 yang bisa mencapai 1,2 juta ton.
"Sisa 1 juta ton produksi tahun ini akan disalurkan ke PT Smelting Gresik untuk dimurnikan," jelas Yunus. Adapun, Freeport memproduksi 270 ribu ton bijih tembaga per hari pada 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Freeport Minta Tambahan Kuota Ekspor 40 Ribu Ton
Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi dalam jumpa pers APBN Kita, Senin (22/4/2019).
"Dari Rp 1,43 triliun sekarang Rp 1,08 triliun. Turun 24,76% lebih rendah," kata Heru. Ia menjelaskan penurunan signifikan ini terjadi karena turunnya ekspor tembaga RI, terutama karena perpindahan aktivitas tambang di PT Freeport Indonesia dari open pit ke tambang bawah tanah.
Soal turunnya ekspor tembaga ini tak lepas dari produksi yang memang akan turun di sepanjang 2019, sesuai dengan proyeksi kinerja tambang Freeport.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan produksi tembaga Freeport Indonesia lebih rendah dari 2,1 juta ton di tahun lalu, karena ada peralihan operasional ke tambang bawah tanah dari tambang terbuka.
Rincinya, di 2018 produksi tembaga mencapai 2,1 juta ton dan akan turun 42% di 2019 jadi 1,2 juta ton. Sementara untuk ekspor tembaga diperkirakan mencapai 200 ribu ton pada 2019, turun dibanding 2018 yang bisa mencapai 1,2 juta ton.
"Sisa 1 juta ton produksi tahun ini akan disalurkan ke PT Smelting Gresik untuk dimurnikan," jelas Yunus. Adapun, Freeport memproduksi 270 ribu ton bijih tembaga per hari pada 2018.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Freeport Minta Tambahan Kuota Ekspor 40 Ribu Ton
Most Popular