Sederet Kisruh Anies vs Pejabat soal LRT yang Bikin Banjir

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 April 2019 09:33
Pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Tol Becakayu dinilai sebagai biang kerok banjir.
Foto: Dokumentasi Facebook Anies Baswedan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Tol Becakayu dinilai sebagai biang kerok banjir di sejumlah titik di Jakarta.

Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, usai menginspeksi lokasi-lokasi di sepanjang jalan MT Haryono dan DI Pandjaitan yang tergenang air ketika hujan deras mengguyur Ibu Kota.

Anies geram dengan dua perusahaan BUMN konstruksi yang menangani proyek-proyek tersebut yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Waskita Karya Tbk. Kegeraman Anies bahkan diungkapkan melalui akun resmi media sosialnya, Facebook dan Instagram, Kamis (4/4/2019).

"Kami minta pihak kontraktor Adhi Karya (LRT) dan Waskita Karya (Tol Becakayu) segera lakukan koreksi. Kami akan panggil mereka dan review semua proyek mereka di DKI Jakarta," ungkap Anies.


Mantan Menteri Pendidikan ini menemukan bahwa saluran-saluran air di sepanjang jalan, tertutup oleh lumpur bekas galian dan pilar-pilar pembangunan LRT Jabodebek dan Tol Becakayu. Dia menilai, pihak kontraktor tidak mampu mengantisipasi volume air dari hujan deras.

Menanggapi pernyataan Anies, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Anies meneliti lebih lanjut dan memberikan bukti atas tudingan tersebut.

"Mungkin saya minta Pak Gubernur itu meneliti lebih jauh ya, kalau ber-statement itu kan ada buktinya," kata Budi Karya di kantor PT IPC, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (7/4/2019) seperti dikutip detik.com.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyatakan saat ini Waskita Karya selaku kontraktor pelaksana proyek Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) telah melakukan sejumlah upaya usai banjir tersebut.

Salah satu cara adalah dengan membuat temporary channel (kanal sementara).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan angkat bicara perihal tudingan tersebut.

"Di mananya yang buat banjir? Enggak bisa jawab kan? Semua dikoordinasikan," ujar Luhut dalam sebuah bincang pagi bersama awak media di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (8/4/2019).

Ia mencontohkan pembangunan stasiun Dukuh Atas yang belum juga dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta. Padahal, persetujuan dari pemerintah pusat sudah lahir sejak dua bulan yang lalu.

"Jadi, saya enggak mau di publik saling menyalahkan. Kerjain dong bidang kita masing-masing," kata Luhut.

Menghadapi hal tersebut, Anies pun akhirnya menarik tudingan bahwa LRT Jabodebek biang kerok banjir. Dia berdalih, penyebab banjir di sekitar proyek LRT adalah kekurangan pompa, bukan karena proyeknya.


"Persoalannya adalah kurang pompa, bukan LRT-nya. Karena pompanya kurang maka terjadi banjir. Yang kurang menyediakan pompa adalah pihak kontraktor LRT," kata Anies selesai memberikan sambutan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (9/4/2019), dikutip dari cnnindonesia.com.


Menurut Anies seharusnya pihak kontraktor LRT menyediakan pompa yang cukup agar tidak terjadi genangan air hingga banjir di sekitar pembangunan. Ia menilai, jika ketersediaan pompa tercukupi maka mampu menyedot genangan saat terjadi hujan.


"Jadi pompanya harus diberesin, bukan LRT-nya, tapi kontraktor dalam konstruksi. Sudahlah kita ini kerja bersama, semua kerja bersama karena itu kondisi di lapangan menunjukan seperti itu," ujar Anies.


(tas) Next Article Dapat Dana Segar Rp 4,2 T, Proyek LRT Langsung Ngebut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular