Apa Iya Bikin Holding Penerbangan Bisa Bikin Menang Banyak?
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 April 2019 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi keuntungan yang sangat besar dengan membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat pemerintah tergiur untuk melakukannya. Tak terkecuali untuk BUMN sektor penerbangan.
Kementerian BUMN disebut-sebut tengah melakukan kajian dalam upaya membentuk holding BUMN Penerbangan.
Namun apa sih tujuan pemerintah membentuk Holding Penerbangan?
Konsultan strategi PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia (PwC) telah ditunjuk untuk melakukan kajian strategis terhadap rencana tersebut. Menurut kajian PwC, setidaknya ada empat tujuan utama dibentuknya gabungan usaha tersebut.
Pertama, menjadi katalis untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Dalam hal ini, Holding Penerbangan ditargetkan memberi kontribusi sebesar 2,3% terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam lima tahun setelah terbentuk.
Dengan adanya holding ini diyakini bahwa aktivitas ekonomi akibat peningkatan jumlah turis dan perdagangan akan meningkat. Ini terkait dengan tiga tujuan selanjutnya.
Kedua, meningkatkan konektivitas nasional dan global. Setelah dibentuknya Holding, jumlah penumpang penerbangan diprediksi meningkat dengan nilai rata-rata pertumbuhan sebesar 6,4% sepanjang periode 2019-2023. Diketahui pada periode 2013-2017 rata-rata pertumbuhan penumpang hanya sebesar 5,3%.
Ini bisa terjadi karena holding ini akan membuat perencanaan strategi bisnis menjadi komprehensif dan tepat sasaran. Pasalnya akan ada enam BUMN yang akan saling membuka data dan melengkapi kemampuan satu sama lain. Perencanaan penentuan rute baru serta langkah investasi juga menjadi lebih terarah.
Tak akan lagi ada keputusan membuat bandara di lokasi yang tidak strategis.
Kapasitas pendanaan juga akan meningkat karena seluruh aset yang dimiliki holding dapat digabung. Akibatnya, pengembangan usaha dapat dilakukan lebih cepat.
Ketiga, melakukan ekspansi bisnis dan pasar. Target holding tersebut adalah menjadi salah satu grup perhubungan udara paling menguntungkan di kawasan Asia Tenggara. Target tersebut dapat dicapai dengan memadukan rantai nilai industri penerbangan yang dimiliki oleh perusahaan Holding dan seluruh entitas bisnis yang dimilikinya.
Pasalnya lini bisnis yang dimiliki oleh anggota holding sudah hampir bisa menjawab kebutuhan industri penerbangan dari hulu ke hilir. Bila seluruhnya saling mendukung usaha satu sama lain, maka keuntungan tentu akan meningkat.
Dengan adanya sinergi tersebut PwC memproyeksikan pertumbuhan pengiriman kargo akan sebesar 14,7% hingga tahun 2023.
Keempat, meningkatkan keunggulan layanan dan operasional. Holding Penerbangan ditargetkan mencapai rekor terbaik di bidang keamanan dan keselamatan (zero accident). Alhasil akan meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI).
Sebagai informasi sepanjang 2002-2018, rata-rata kecelakaan fatal untuk setiap 1 juta perjalanan udara adalah 6,7. Jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global yang hanya 0,6. PwC yakin dengan adanya Holding, standar keselamatan dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi kecelakaan fatal.
Selain itu enam BUMN bersama-sama akan melakukan penghematan hingga Rp 6,9 triliun dalam pengembangan bisnis hingga tahun 2023.
Penghematan menjadi mungkin utamanya karena bisa membuat suatu sistem Shared Services Center (SSC) untuk fungsi korporasi umum seperti keuangan, sumber daya manusia, dan hukum. Jadi tak perlu lagi membuat struktur tersebut secara terpisah di masing-masing perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Mau Buat Holding Penerbangan, Pemerintah Harus Lewati 3 Tahap
Kementerian BUMN disebut-sebut tengah melakukan kajian dalam upaya membentuk holding BUMN Penerbangan.
Namun apa sih tujuan pemerintah membentuk Holding Penerbangan?
Pertama, menjadi katalis untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Dalam hal ini, Holding Penerbangan ditargetkan memberi kontribusi sebesar 2,3% terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam lima tahun setelah terbentuk.
Dengan adanya holding ini diyakini bahwa aktivitas ekonomi akibat peningkatan jumlah turis dan perdagangan akan meningkat. Ini terkait dengan tiga tujuan selanjutnya.
Kedua, meningkatkan konektivitas nasional dan global. Setelah dibentuknya Holding, jumlah penumpang penerbangan diprediksi meningkat dengan nilai rata-rata pertumbuhan sebesar 6,4% sepanjang periode 2019-2023. Diketahui pada periode 2013-2017 rata-rata pertumbuhan penumpang hanya sebesar 5,3%.
![]() |
Ini bisa terjadi karena holding ini akan membuat perencanaan strategi bisnis menjadi komprehensif dan tepat sasaran. Pasalnya akan ada enam BUMN yang akan saling membuka data dan melengkapi kemampuan satu sama lain. Perencanaan penentuan rute baru serta langkah investasi juga menjadi lebih terarah.
Tak akan lagi ada keputusan membuat bandara di lokasi yang tidak strategis.
Kapasitas pendanaan juga akan meningkat karena seluruh aset yang dimiliki holding dapat digabung. Akibatnya, pengembangan usaha dapat dilakukan lebih cepat.
Ketiga, melakukan ekspansi bisnis dan pasar. Target holding tersebut adalah menjadi salah satu grup perhubungan udara paling menguntungkan di kawasan Asia Tenggara. Target tersebut dapat dicapai dengan memadukan rantai nilai industri penerbangan yang dimiliki oleh perusahaan Holding dan seluruh entitas bisnis yang dimilikinya.
Pasalnya lini bisnis yang dimiliki oleh anggota holding sudah hampir bisa menjawab kebutuhan industri penerbangan dari hulu ke hilir. Bila seluruhnya saling mendukung usaha satu sama lain, maka keuntungan tentu akan meningkat.
Dengan adanya sinergi tersebut PwC memproyeksikan pertumbuhan pengiriman kargo akan sebesar 14,7% hingga tahun 2023.
Keempat, meningkatkan keunggulan layanan dan operasional. Holding Penerbangan ditargetkan mencapai rekor terbaik di bidang keamanan dan keselamatan (zero accident). Alhasil akan meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI).
Sebagai informasi sepanjang 2002-2018, rata-rata kecelakaan fatal untuk setiap 1 juta perjalanan udara adalah 6,7. Jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global yang hanya 0,6. PwC yakin dengan adanya Holding, standar keselamatan dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi kecelakaan fatal.
![]() |
Selain itu enam BUMN bersama-sama akan melakukan penghematan hingga Rp 6,9 triliun dalam pengembangan bisnis hingga tahun 2023.
Penghematan menjadi mungkin utamanya karena bisa membuat suatu sistem Shared Services Center (SSC) untuk fungsi korporasi umum seperti keuangan, sumber daya manusia, dan hukum. Jadi tak perlu lagi membuat struktur tersebut secara terpisah di masing-masing perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Mau Buat Holding Penerbangan, Pemerintah Harus Lewati 3 Tahap
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular