Apa Kabar Proyek 35 Ribu MW?

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
01 April 2019 10:33
Realisasi operasionalnya baru mencapai 3.388 MW atau pada kisaran 8-10% dari target keseluruhan.
Foto: Ilustrasi PLN (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatat, hingga Maret 2019, pembangunan sistem kelistrikan melalui program 35.000 Mega Watt (MW), realisasi operasionalnya baru mencapai 3.388 MW atau pada kisaran 8-10% dari target keseluruhan.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS menegaskan, data tersebut merupakan sistem kelistrikan yang sudah beroperasi secara komersial atau commercial operation date (COD).


"Sampai saat ini yang sudah beroperasi COD 3.388 MW. Tahun ini akan bertambah 3.800 MW [yang COD]," ungkap Haryanto di sela kunjungan di PLTU Lontar, di Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019).



Lebih lanjut, ia mengatakan, sebanyak 20.160 MW proyek pembangkit masih dalam fase konstruksi atau 57% dari total target. Adapun progres proyek yang masih dalam tahap prakonstruksi masih sebesar 11.695 MW atau 33%.

Sejalan dengan itu, progres realisasi pembangunan gardu induk mencapai 7.960 MVA atau 29% dari target total pembangunan 28.002 MVA. Sedangkan pekerjaan gardu induk yang dalam masa konstruksi baru sebesar 5.338 MVA, serta prakonstruksi sebanyak 11.654 MVA.

Haryanto menambahkan, pembangunan transmisi listrik sendiri sejauh ini cukup signifikan. Terdapat 14.833 kilometer sirkit (kms) transmisi sudah terbangun atau 31% dari target pembangunan 47.090 kms.

Adapun proyek yang sudah masa konstruksi sebanyak 18.614 kms atau 40% dari total target dan yang belum masuk masa konstruksi sebanyak 13.642 kms atau 29%.

"Transmisi sudah lebih baik mulai ada solusi karena sudah ada perpres masalah tanah," pungkasnya.


Apa Kabar Proyek 35 Ribu MW? Foto: Ilustrasi PLN (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian ESDM yang diperoleh CNBC Indonesia, sampai dengan 15 Februari 2019, tercatat proyek pembangkit 35 ribu MW yang telah memasuki tahap operasi ada sekitar 9%, naik 1% dibanding capaian di akhir tahun lalu.

Sedangkan untuk tahap konstruksinya sudah sekitar 58%. Sementara, untuk yang telah berkontrak atau menandatangani perjanjian jual-beli listrik (PPA) sekitar 27%, dan yang sedang dalam proses pengadaan dan perencanaan masing-masing sekitar 3%.

ESDM menjelaskan, penyelesaian pembangkit terkesan baru sedikit. Namun, apabila dilihat secara total, proyek yang telah kontrak mencapai sekitar 93,74%, hanya tersisa 6,26% yang belum kontrak/PPA.

Sebanyak 9% proyek yang telah COD tersebut sebagian besar terdiri dari PLTG/MG, PLTM dan EBT skala kecil (PLTS, PLTBn, PLTBm, PLTBg) karena memang masa konstruksi pembangkit jenis tersebut relatif singkat (sekitar 12-24 bulan).

Sedangkan, 58% proyek yang masih dalam tahap konstruksi antara lain terdiri dari PLTGU, PLTU, PLTP, dan PLTA, yang mana persiapan proyek dan proses konstruksi pembangkit jenis tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama.

Sementara itu, 27% proyek pembangkit yang telah kontrak/PPA saat ini dalam proses pemenuhan persyaratan pendanaan agar tercapai financial closing/effective date. Untuk mencapainya, harus menyelesaikan antara lain pembebasan lahan dan izin lingkungan (AMDAL/UKL/UPL). Sedangkan, sisa 6% ditargetkan tuntas proses pengadaannya paling lama tahun ini. 




Di samping itu, Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman sebelumnya menyebut, PLN memperkirakan kemajuan dari proyek 35 ribu MW, di 2019 ini akan masuk sekitar 3.800 MW. Nanti, yang paling besar di tahun ini adalah mulai masuknya PLTU kapasitas 1.000 MW.

"Kami perkirakan di tahun ini ada tambahan sekitar 3.800 MW lagi. Untuk 35 ribu MW, memang karena penyesuaian pasokan dan permintaan, 35 ribu MW ini programnya tetap kami jalankan, tapi nanti ada beberapa power plant yang beroperasi di 2023 dan 2024," jelas Syofvi ketika dijumpai di Jakarta, Senin (18/3/2019) lalu.

"Jadi ini yang paling besar kapasitasnya yang ada di 35 ribu MW. Kemudian, ada sekitar 570 MW nanti yang merupakan pembangkit EBT yang akan masuk di tahun ini. Yang besar yang akan masuk tahun ini adalah Raja Mandala, kemudian Poso," pungkasnya.

Simak video terkait penurunan tarif listrik di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]



(miq/miq) Next Article ESDM Target 3.976 MW Listrik Terpasang di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular