
Bolak-Balik Revisi, Proyek Ultra Laut Dalam RI Melaju Lambat
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
13 February 2019 20:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Pembicaraan mengenai proyek Ultra Laut Dalam/Indonesia Deepwater Development (IDD) disebut sudah mencapai tahap evaluasi final. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, biaya investasinya sudah sesuai harapan.
"IDD sedang final evaluation, biaya investasi sudah mendekati yang kami harapkan. Nanti kisarannya tunggu persetujuan Pak Menteri ESDM (Ignasius Jonan), dengan Chevron lagi didiskusikan," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, keputusan untuk revisi proposal rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) akan keluar secepatnya, karena sudah melakukan pembicaraan yang sangat intensif.
Sebelumnya, setelah bolak-balik direvisi dan dievaluasi, pemerintah menjanjikan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/POD) untuk proyek ultra laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) akan rampung di kuartal I-2019.
"Proposal POD selesai di kuartal I-2019, sehingga proyeknya bisa onstream lebih cepat," kata Arcandra di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Adapun, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), proyek IDD ditargetkan segera memperoleh persetujuan rencana pengembangan atau POD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pengerjaan proyek IDD tengah menunggu persetujuan revisi POD I dari Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, POD-nya sudah masuk tahap finalisasi dan diperkirakan proyek yang digarap oleh Chevron Indonesia ini mulai berproduksi (on stream) pada kuartal pertama 2024.
Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak. Biaya pengembangan diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, dan ditargetkan masuk tahap desain rinci atau front end engineering design (FEED) dan contract awarding atau penunjukkan pemegang pada tahun ini.
"Dengan melihat progresnya, POD proyek IDD diprediksi akan rampung lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Blok Masela," ujar Dwi kepada media dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Saksikan video soal 6 proyek migas yang hijrah ke gross split di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Kebut Masela, POD Megaproyek Laut Dalam RI Hampir Kelar
"IDD sedang final evaluation, biaya investasi sudah mendekati yang kami harapkan. Nanti kisarannya tunggu persetujuan Pak Menteri ESDM (Ignasius Jonan), dengan Chevron lagi didiskusikan," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Sebelumnya, setelah bolak-balik direvisi dan dievaluasi, pemerintah menjanjikan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/POD) untuk proyek ultra laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) akan rampung di kuartal I-2019.
"Proposal POD selesai di kuartal I-2019, sehingga proyeknya bisa onstream lebih cepat," kata Arcandra di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Adapun, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), proyek IDD ditargetkan segera memperoleh persetujuan rencana pengembangan atau POD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pengerjaan proyek IDD tengah menunggu persetujuan revisi POD I dari Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, POD-nya sudah masuk tahap finalisasi dan diperkirakan proyek yang digarap oleh Chevron Indonesia ini mulai berproduksi (on stream) pada kuartal pertama 2024.
Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak. Biaya pengembangan diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, dan ditargetkan masuk tahap desain rinci atau front end engineering design (FEED) dan contract awarding atau penunjukkan pemegang pada tahun ini.
"Dengan melihat progresnya, POD proyek IDD diprediksi akan rampung lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Blok Masela," ujar Dwi kepada media dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Saksikan video soal 6 proyek migas yang hijrah ke gross split di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Kebut Masela, POD Megaproyek Laut Dalam RI Hampir Kelar
Most Popular