SKK Cari Kontraktor Baru Garap Proyek IDD, Chevron Cabut?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
30 April 2020 13:50
Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron
Foto: Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron
Jakarta, CNBC Indonesia -  Proyek Ultra Laut Dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tak kunjung menemui titik temu. Megaproyek dengan nilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000) tadinya akan dikembangkan raksasa migas AS, Chevron.

Namun, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan hingga kini belum ada kabar untuk proyek IDD ini, sehingga ada kemungkinan untuk mencari partner baru di Wilayah Kerja (WK) tersebut.

"Untuk IDD belum ada kabar. Mungkin akan dicarikan partner baru di WK tersebut," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis, (30/04/2020).

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan dampak pandemi corona (Covid-19) membuat sektor hulu pontang panting. Dampak ajloknya harga minyak membuat industri hulu tidak ekonomis.



Mengenai proyek IDD ini diskusi masih terus dilakukan untuk program tindak lanjut. "Agar proyek ini bisa jalan dan bisa onstream 2025," kata Dwi.

Proyek IDD yang digagas 2007 (12 tahun lalu) berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.

Proposal rencana pengembangan proyek (Plan of Development/PoD) berganti-ganti seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia, dari US$ 6,9 miliar meroket ke US$ 12 miliar, lalu terus turun hingga menjadi US$ 5 miliar.


[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Masih Digantung Chevron, Proyek Mega Laut Dalam RI Molor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular