Megaproyek Masela & IDD Molor Akibat Harga Minyak?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 April 2020 20:23
Blok Masela (Dok.Reuters)
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memaparkan dampak pandemi corona (Covid-19) membuat sektor hulu pontang panting. Dampak ajloknya harga minyak membuat industri hulu tidak ekonomis. Lalu bagaimana dengan nasib Blok Migas raksasa?

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan terkait Blok Masela memang ada kendala akibat pandemi corona (Covid-19). Meski demikian, SKK Migas terus melakukan diskusi dengan Inpex untuk terus menjaga proyek ini.

"Semoga ada keberlanjutan. Meskipun ada kendala survey lapangan. Tapi marketing juga masih ada kendala buyer yang masih wait and see dalam masalah ini," papar Dwi dalam RDP virtual dengan Komisi VII DPR RI, Selasa, (28/04/2020).

Hal yang sama juga SKK Migas lakukan untuk proyek Indonesia Depwater Development (IDD). Menurutnya proyek ini juga dalam langkah-langkah untuk program program tindak lanjut masih ada diskusi yang masih kami lakukan.

"Agar proyek ini bisa jalan dan bisa onstream 2025," kata Dwi.

Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta agar Blok Masela mulai produksi pada tahun 2026. Lebih cepat dari target awal tahun 2027.

Dwi mengatakan pihaknya akan bekerja keras untuk menyelesaikan projek ini, sehingga tidak terjadi keterlambatan. "Pak Menteri (ESDM) bilang harus onstream 2026, saya coba untuk lobby di 2027 tapi saya nggak berhasil," ujarnya, (19/02/2020).

Lalu untuk proyek IDD sendiri estimasi produksi minyak pada proyek IDD tahap II Gendalo-Gehem mencapai 40 ribu barel/hari. Sedangkan produksi gas sebesar 1.120 Mmscfd.



[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Harga Minyak Terjun Bebas, Ini Siasat Efisiensi SKK Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular