
Janji ESDM, Proposal Proyek Ultra Laut Bakal Rampung Q1/2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 January 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah bolak-balik direvisi dan dievaluasi, pemerintah menjanjikan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/POD) untuk proyek ultra laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) akan rampung di kuartal I-2019.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan proposal POD tersebut sedang dalam tahap evaluasi akhir.
"Proposal POD selesai di kuartal I-2019, sehingga proyeknya bisa onstream lebih cepat," kata Arcandra di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Sebelumnya, Wakil Komisaris Utama Pertamina itu menyebutkan, pemerintah akan melelang blok Makassar Strait dengan mengeluarkan lapangan West Seno. Dengan begitu, nantinya lapangan West Seno akan dijadikan satu dengan lapangan Bangka di Blok Rapak.
Setelah itu, lanjut Arcandra, lapangan West Seno yang akan termasuk dalam proyek IDD yang bakal dikerjakan oleh Chevron Indonesia Company (CICO). Untuk kontrak bagi hasilnya pun akan diamandemen.
"PSC [production sharing contract] akan diamandemen. PSC kan ada tiga, Ganal, Rapak, sama Makassar Strait. Nah, itu sedang dievaluasi, sedikit lagi, ada beberapa lagi yang diklarifikasi. West Seno masuk lapangan Bangka, dan Bangka kan bagian dari Blok Rapak," terang Arcandra.
Sebagai informasi, awalnya, proyek IDD terdiri dari tiga kontrak blok minyak dan gas bumi (migas), yakni Makassar Strait, Ganal, dan Rapak. Di dalam kontrak Makassar Strait ada lapangan yang sudah beroperasi yakni West Seno.
Namun, pemerintah memutuskan agar Blok Makassar Strait dipisah dari proyek IDD, lantaran Chevron selaku operator pun tidak berminat lagi memperpanjang kontrak blok tersebut karena tidak ekonomis.
Adapun, dimasukkannya lapangan West Seno ke Blok Rapak dengan mempertimbangkan kewajiban Abandonment and Site Restoration (ASR). Arcandra menuturkan, untuk ASR lapangan West Seno tetap dipegang oleh Chevron.
Sebelumnya, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), proyek IDD ditargetkan segera memperoleh persetujuan rencana pengembangan atau POD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pengerjaan proyek IDD tengah menunggu persetujuan revisi POD I dari Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, POD-nya sudah masuk tahap finalisasi dan diperkirakan proyek yang digarap oleh Chevron Indonesia ini mulai berproduksi (on stream) pada kuartal pertama 2024.
Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak. Biaya pengembangan diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, dan ditargetkan masuk tahap desain rinci atau front end engineering design (FEED) dan contract awarding atau penunjukkan pemegang pada tahun ini.
"Dengan melihat progresnya, POD proyek IDD diprediksi akan rampung lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Blok Masela," ujar Dwi kepada media dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
(tas) Next Article Bimbang Skema Kontrak Migas
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan proposal POD tersebut sedang dalam tahap evaluasi akhir.
"Proposal POD selesai di kuartal I-2019, sehingga proyeknya bisa onstream lebih cepat," kata Arcandra di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
"PSC [production sharing contract] akan diamandemen. PSC kan ada tiga, Ganal, Rapak, sama Makassar Strait. Nah, itu sedang dievaluasi, sedikit lagi, ada beberapa lagi yang diklarifikasi. West Seno masuk lapangan Bangka, dan Bangka kan bagian dari Blok Rapak," terang Arcandra.
Sebagai informasi, awalnya, proyek IDD terdiri dari tiga kontrak blok minyak dan gas bumi (migas), yakni Makassar Strait, Ganal, dan Rapak. Di dalam kontrak Makassar Strait ada lapangan yang sudah beroperasi yakni West Seno.
Namun, pemerintah memutuskan agar Blok Makassar Strait dipisah dari proyek IDD, lantaran Chevron selaku operator pun tidak berminat lagi memperpanjang kontrak blok tersebut karena tidak ekonomis.
Adapun, dimasukkannya lapangan West Seno ke Blok Rapak dengan mempertimbangkan kewajiban Abandonment and Site Restoration (ASR). Arcandra menuturkan, untuk ASR lapangan West Seno tetap dipegang oleh Chevron.
Sebelumnya, berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), proyek IDD ditargetkan segera memperoleh persetujuan rencana pengembangan atau POD.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pengerjaan proyek IDD tengah menunggu persetujuan revisi POD I dari Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, POD-nya sudah masuk tahap finalisasi dan diperkirakan proyek yang digarap oleh Chevron Indonesia ini mulai berproduksi (on stream) pada kuartal pertama 2024.
Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak. Biaya pengembangan diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, dan ditargetkan masuk tahap desain rinci atau front end engineering design (FEED) dan contract awarding atau penunjukkan pemegang pada tahun ini.
"Dengan melihat progresnya, POD proyek IDD diprediksi akan rampung lebih dulu dibandingkan proyek Lapangan Abadi Blok Masela," ujar Dwi kepada media dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
(tas) Next Article Bimbang Skema Kontrak Migas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular