Raksasa Migas AS vs Italia Bersaing di Proyek Gas Laut Dalam?

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 July 2019 11:48
Beredar kabar bahwa kontraktor migas raksasa asal Italia yakni Eni S.p.A diketahui ikut mengincar proyek gas seksi ini.
Foto: Kantor Pusat Eni di Italia/REUTERS/Stefano Rellandini/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa migas asal Amerika Serikat (AS), Chevron, dikabarkan akan hengkang dari megaproyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) yang berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur.

Informasi terbaru, beredar kabar bahwa kontraktor migas raksasa asal Italia yakni Eni S.p.A diketahui ikut mengincar proyek gas seksi senilai US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 70 triliun tersebut (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Situs resmi Eni mencatat perusahaan yang berbasis di Roma ini sudah beroperasi di 67 negara di seluruh dunia, dengan 31.000 karyawan, dan anggaran riset pengembangan mencapai 197 juta euro.

Pihak Eni belum memberikan komentar sampai saat ini, namun Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto, mengaku tidak tahu soal kabar tersebut.

"Sejauh ini saya tidak tahu, siapa yang bilang?" kata Dwi, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/7/2019).

Sebelumnya Dwi sempat menjelaskan progres proyek laut dalam ini. Kondisi saat ini persetujuan revisi Plan of Development (POD) tersebut masih belum bisa diselesaikan, sebab masih berkutat pada diskusi mengenai insentif.


Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini mengatakan pihaknya akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada akhir bulan ini.

"Nanti kita lihat ya, update-nya nanti kami berikan akhir Juli ini, sabar ya," ujar Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta.

Sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menyampaikan bahwa perseroan belum mencapai kesepakatan dengan pemerintah terkait pembahasan Proyek IDD.

Raksasa Migas AS vs Italia Bersaing di Proyek Gas Laut Dalam?Foto: pertemuan esdm dengan manajemen chevron/ dok.ESDM
Baik CPI maupun pemerintah masih berkutat pada masalah keekonomian yang menyebabkan proposal rencana pengembangan tersebut tak kunjung disetujui.

Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs CPI Wahyu Budiarto mengatakan, Chevron dengan Pemerintah Indonesia memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat nilai keekonomian.


"Bahwa yang kami anggap keekonomian, belum tentu keekonomian buat negara. Apa yang menurut negara cukup untuk kontraktor belum tentu cukup buat kami. Jadi ini masih jalan," ujar Budi saat ditemui di Kantor Chevron di Jakarta, Selasa, (21/5/2019) malam.

Kendati demikian, ia menuturkan, sudah mulai ditemukan titik terang terkait persoalan tersebut. Hanya saja, Wahyu masih enggan menyampaikan opsi-opsi apa saja yang akan diambil Chevron dan pemerintah.

Dwi mengakui, pembahasan masalah split tersebut memang tidak mudah dan alot. Sebab, hingga saat ini skema kontrak bagi hasil dalam proyek ini masih menggunakan cost recovery hingga 2028, setelah perpanjangan kontrak, barulah menggunakan skema gross split.

Dengan skema gross split, maka pendapatan/produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor. Pemerintah juga tidak berbagi risiko biaya produksi dan hanya menerima bagian dari pendapatan kotor penjualan. Adapun cost recovery, keuntungan dibagi antara pemerintah dan kontraktor dan keduanya juga berbagi risiko biaya.

Kendati demikian, tambah Dwi, pihaknya menargetkan, penentuan besaran split IDD tersebut harus rampung di semester I tahun ini.

Raksasa Migas AS vs Italia Bersaing di Proyek Gas Laut Dalam?Foto: Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia/Doc.Chevron

Proyek IDD yang digagas 2007 (12 tahun lalu) berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.

Data Kementerian ESDM mencatat, ada lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

 

(tas) Next Article Erick Singgung Pertamina, Sudah Setara Chevron & Total?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular