Riwayat Pak Pos, Sang Legenda yang Terancam Tinggal Nama

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 February 2019 09:22
Keluhan Pak Pos
Foto: Pekerja melakukan penyortiran paket yang datang dari luar negeri di Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Meskipun sejumlah pekerja dari Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPIKB) menggelar aksi demo aktivitas pengiriman tetap berjalan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Pos Indonesia memang perlu menentukan masa depannya sendiri: jadi legenda hidup atau tinggal nama. Upaya penyelamatan itu yang disuarakan para Pak Pos dalam demonstrasi, Rabu (6/2/2019) kemarin.

Salah seorang Pak Pos, M Samsul Jayadiansyah, mengaku resah dengan kondisi perseroan. Menurutnya, baru kali ini dia merasakan masa depan perseroan sedang di ujung tanduk. Padahal, seharusnya Samsul saat ini sudah saatnya bersantai sambil menyiapkan diri untuk pensiun pada Juli 2019 nanti.

Ya, Samsul mengabdi pada perusahaan pelat merah ini sejak 2 Agustus 1984, mengawali karirnya sebagai Pak Pos di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Saya ini sudah bekerja hampir 35 tahun sampai sekarang, baru sekali mengalami yang namanya gaji terlambat," keluhnya.



Di ujung masa pengabdiannya saat ini, dia bertugas sebagai Pak Pos di Jakarta. Sejak awal karier hingga saat ini, peran Samsul di perusahaan adalah menyortir surat-surat yang masuk dan yang akan dikirimkan kepada alamat tujuan.

Tidak adanya perkembangan karier yang cukup signifikan, ditambah kondisi perusahaan yang memprihatinkan kian membuatnya gusar. Dia bahkan harus mencari penghasilan tambahan untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Jika libur di hari Sabtu-Minggu, dia mencoba peruntungan sebagai sopir taksi online.

"Sudah dua tahun ini, dalam rangka menyiasati biaya hidup, saya coba menyiasati dengan cara nge-Grab Sabtu-Minggu, di Jakarta."

Selama orde berdirinya serikat pekerja, menurutnya, baru sekali ini pihaknya minta pertemuan dengan direksi namun tidak pernah terlaksana. Terakhir, lanjutnya, pihaknya juga minta dialog dengan komisaris namun hasil nihil pula diterima. Karena alasan itulah para Pak Pos mendesak pergantian direksi.

"Bahwa kondisi ini sudah kami duga akan terjadi. Inilah buktinya terjadi di bulan Februari. Indikator perusahaan sudah nggak baik, gaji terlambat. Ini hak dasar, kami pikir beliau-beliau [direksi] tidak mampu menjalankan roda perusahaan dengan baik," tuturnya.

Riwayat Pak Pos, Sang Legenda yang Terancam Tinggal NamaFoto: Pekerja melakukan penyortiran paket yang datang dari luar negeri di Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Meskipun sejumlah pekerja dari Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPIKB) menggelar aksi demo aktivitas pengiriman tetap berjalan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


(miq/miq)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular