
Riwayat Pak Pos, Sang Legenda yang Terancam Tinggal Nama
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 February 2019 09:22

Yenik Wahyuningsih misalnya, mengaku masih kerap berhubungan dengan PT Pos Indonesia. Dia kerap memanfaatkan Pak Pos untuk mengirim barang, surat, ataupun kartu pos. Dara 24 tahun ini menjelaskan alasan di balik aktivitasnya yang tergolong 'tidak lumrah' bagi generasi seusianya.
"Aku suka ngoleksi perangko dan kalau badmood aku suka ngirim surat," ujarnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2019), sambil menyebut kenangan pertamanya dalam surat-menyurat berlangsung sejak dia duduk di bangku SD.
Interaksi Yenik dengan Pak Pos kian intensif sejak sekitar tahun 2013, bermula ketika dia menyadari ada sarana kartu pos untuk dimanfaatkan. Biasanya, pengiriman ditujukan kepada orang-orang terdekat, atau instansi tertentu.
"Dari situ, aku mulai excited buat ngirim kartu pos, biar ntar dapat perangko dan kartu pos lagi. Kalau dapat perangko lumayan, bisa nambah koleksi perangko ku," tandasnya.
"Tapi kalau kiriman dari Pak Pos, yang paling bikin deg-degan itu dapat kiriman surat, karena nggak tahu isi tulisannya kayak gimana. Begitu juga kalau ngirim, apalagi buat orang yang spesial, senangnya itu kalau pas surat sama kartu posnya nyampe ke orang yang kita kirim," lanjutnya, sambil mengeluhkan ada sejumlah kiriman yang tidak sampai ke alamat tujuan.
Sementara itu, fenomena Pak Pos yang ramai diperbincangkan belakangan juga jadi perhatian Yenik. Meski mengaku tidak tahu mendalam mengenai manajemen PT Pos Indonesia, dia menilai perusahaan tersebut harus punya gebrakan agar mampu bertahan hidup.
"PT Pos kudu bikin gebrakan gitu, misal target marketnya mulai dari milenial dan seterusnya," ujar alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya itu.
(miq/miq)
"Aku suka ngoleksi perangko dan kalau badmood aku suka ngirim surat," ujarnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2019), sambil menyebut kenangan pertamanya dalam surat-menyurat berlangsung sejak dia duduk di bangku SD.
![]() |
"Dari situ, aku mulai excited buat ngirim kartu pos, biar ntar dapat perangko dan kartu pos lagi. Kalau dapat perangko lumayan, bisa nambah koleksi perangko ku," tandasnya.
"Tapi kalau kiriman dari Pak Pos, yang paling bikin deg-degan itu dapat kiriman surat, karena nggak tahu isi tulisannya kayak gimana. Begitu juga kalau ngirim, apalagi buat orang yang spesial, senangnya itu kalau pas surat sama kartu posnya nyampe ke orang yang kita kirim," lanjutnya, sambil mengeluhkan ada sejumlah kiriman yang tidak sampai ke alamat tujuan.
Sementara itu, fenomena Pak Pos yang ramai diperbincangkan belakangan juga jadi perhatian Yenik. Meski mengaku tidak tahu mendalam mengenai manajemen PT Pos Indonesia, dia menilai perusahaan tersebut harus punya gebrakan agar mampu bertahan hidup.
"PT Pos kudu bikin gebrakan gitu, misal target marketnya mulai dari milenial dan seterusnya," ujar alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya itu.
![]() |
(miq/miq)
Next Page
Keluhan Pak Pos
Pages
Most Popular