
Soal Divestasi Vale, BUMN: Inalum Minat Tapi Belum Ditugaskan
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
01 February 2019 20:02

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan melakukan divestasi sahamnya pada Oktober 2019 mendatang. Penawarannya masih dibahas oleh pemerintah.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya tengah menunggu penugasan dari pemerintah.
"Vale kan produksinya nikel. Nah nikel itu penting sekali untuk baterai di masa depan, jadi kalau saya ditanya penting atau tidak? ya penting, tapi apakah mau diambil sahamnya atau tidak ya tergantung penugasan, ittu mesti tanya bu Menteri BUMN (Rini Soemarno)," ujar Budi, di Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Adapun, hal serupa juga disampaikan oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Ia mengatakan, Vale memang sudah mengirimkan surat, dan pihaknya berminat namun masih menunggu penugasan.
"Vale sudah kirim surat. Kami sih berminat, tapi belum ada penugasan. Inalum juga katanya berminat, semuanya juga berminat, tapi kami dari BUMN itu belum ada penugasan," tutur Fajar.
Direktur Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saifulhak menjelaskan Vale telah mengirim surat ke Menteri ESDM pada Desember 2018 soal rencana divestasi. Dalam suratnya itu tertulis divestasi di tawarkan ke BUMN dengan skema right issue.
Menurut Yunus penawaran ini merupakan penawaran aksi korporasi biasa yang jadi bagian kewajiban divestasi Vale sebagaimana diatur dalam kontrak karya dan PP 77 Tahun 2014, yang jatuh tempo Oktober 2019.
Divestasinya sendiri sebenarnya belum jatuh tempo, dan jawaban yang bisa diberikan pemerintah maksimal adalah sesuai ketentuan berlaku yakni sebelum Oktober nanti. Proses, kata dia, masih berlangsung sampai saat ini.
Tanda-tanda bahwa tawaran divestasi ini akan disambut oleh BUMN juga semakin kuat. "Posisi pemerintah hanya mengawasi dan mendukung aksi korporasi dan mendukung BUMN Indonesia untuk beli saham PT Vale," jelasnya.
Lagipula, dengan masuknya Vale ini nanti bisa memperkaya pasokan nikel RI. Apalagi RI sedang dikebut proyek mobil listrik yang membutuhkan nikel sebagai salah satu bahan utamanya.
(gus) Next Article Bos Antam Lirik Divestasi Tambang Nikel Vale
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya tengah menunggu penugasan dari pemerintah.
Adapun, hal serupa juga disampaikan oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Ia mengatakan, Vale memang sudah mengirimkan surat, dan pihaknya berminat namun masih menunggu penugasan.
"Vale sudah kirim surat. Kami sih berminat, tapi belum ada penugasan. Inalum juga katanya berminat, semuanya juga berminat, tapi kami dari BUMN itu belum ada penugasan," tutur Fajar.
Direktur Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saifulhak menjelaskan Vale telah mengirim surat ke Menteri ESDM pada Desember 2018 soal rencana divestasi. Dalam suratnya itu tertulis divestasi di tawarkan ke BUMN dengan skema right issue.
Menurut Yunus penawaran ini merupakan penawaran aksi korporasi biasa yang jadi bagian kewajiban divestasi Vale sebagaimana diatur dalam kontrak karya dan PP 77 Tahun 2014, yang jatuh tempo Oktober 2019.
Divestasinya sendiri sebenarnya belum jatuh tempo, dan jawaban yang bisa diberikan pemerintah maksimal adalah sesuai ketentuan berlaku yakni sebelum Oktober nanti. Proses, kata dia, masih berlangsung sampai saat ini.
Tanda-tanda bahwa tawaran divestasi ini akan disambut oleh BUMN juga semakin kuat. "Posisi pemerintah hanya mengawasi dan mendukung aksi korporasi dan mendukung BUMN Indonesia untuk beli saham PT Vale," jelasnya.
Lagipula, dengan masuknya Vale ini nanti bisa memperkaya pasokan nikel RI. Apalagi RI sedang dikebut proyek mobil listrik yang membutuhkan nikel sebagai salah satu bahan utamanya.
(gus) Next Article Bos Antam Lirik Divestasi Tambang Nikel Vale
Most Popular