Bos Antam Lirik Divestasi Tambang Nikel Vale

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
15 March 2019 18:10
Antam lirik divestasi Vale, menilai tambang tersebut punya potensi besar
Foto: Investor Summit Dirut PT ANTAM Arie Prabowo Ariotedjo (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Vale Indonesia (INCO) berencana untuk mendivestasikan 20% sahamnya pada tahun ini. Surat untuk rencana divestasi ini pun sudah diajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno pernah menuturkan, sampai saat ini belum ada arahan dari pihak Kementerian ESDM terkait divestasi Vale. 



"Memang lintas kementerian, tetapi sektornya itu di ESDM yang memberikan persetujuan terlebih dahulu," ujar Fajar ketika dijumpai di kesempatan yang sama.

Kendati demikian, ia mengakui, pihaknya sudah meminta Inalum untuk mempersiapkan diri, dan melakukan kajian-kajian untuk divestasi tersebut. Ia pun meyakini hal ini tidak akan menambah beban untuk Inalum. Apalagi, lanjutnya, jika mempertimbangkan penambahan cadangan yang nantinya akan didapat oleh negara.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Antam Tbk Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan, pihaknya ingin melihat valuasi Vale Indonesia terlebih dahulu. Sebab, jika melihat dari produksinya, memang Vale memiliki produksi yang cukup besar, yakni sekitar 70 ribu ton, dan juga memiliki sumber daya dan cadangan yang juga besar.

"Kalau lihat dari produksinya (Vale Indonesia) cukup besar sekitar 70.000 ton, dia punya sumber daya dan cadanngannya juga sangat besar, sangat bagus, tinggal nanti kita lihat saja nilai valuasinya berapa," ujar Arie ketika dijumpai di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Kendati demikian, lanjutnya, jika memang nanti Antam diberikan penugasan untuk mengambil divestasi saham Vale Indonesia tersebut, menurutnya belum secara signifikan dapat memperluas bisnis Antam. Pasalnya, saham yang didivestasikan masih tergolong kecil, yakni hanya 20% saja.

"Karena yang dijual kan masih minoritas, cuma 20% kami tidak sebagai pengendali," ungkap Arie.

Adapun, di sisi lain, PT Inalum (Persero) sebagai induk dari holding industri pertambangan, sampai saat ini masih menunggu arahan pemerintah dalam aksi divestasi Vale, beserta lima perusahaan tambang lainnya.

"Kami masih menunggu arahan dari regulator," kata Head of Corporate Communication Inalum Rendi Witular.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum sedang menunggu penugasan dari pemerintah terkait divestasi Vale Indonesia. Vale merupakan salah satu produsen nikel terkemuka di Indonesia. 

"Nah nikel itu penting sekali untuk baterai di masa depan. Jadi kalau saya ditanya penting atau tidak? Ya penting. Tapi apakah mau diambil sahamnya atau tidak? Ya tergantung penugasan. Itu mesti tanya Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno)," ujar Budi, di Jakarta Jumat (1/2/2019).

[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Siap & Minat, Inalum Tunggu Sinyal ESDM untuk Divestasi Vale

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular