Opini

Narasi Ketakutan dan Teror dalam Pidato Prabowo-Sandi

Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
15 January 2019 15:51
Politik ketakutan
Foto: Pidato kebangsaan Prabowo Subianto (CNBC Indonesia)
Entah apa yang ada di benak Prabowo kala itu. Membungkus kritik ekonomi melalui kasus bunuh diri. Jika memang sebuah data petani bernama Hardi merupakan fakta mengapa Prabowo melebih-lebihkan statistik dengan menggunakan bahasa yang ambigu dan mempermainkan emosional publik sebagai senjata utama.

Firman Manan, selaku pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, ikut berkomentar mengenai strategi kampanye Prabowo-Sandi dengan menebar ketakutan.

"Salah satu strategi kampanye yang dapat dipraktikkan adalah memainkan isu-isu untuk membangun politik ketakutan (politics of fear) dan membangun narasi pesimisme, yang menyentuh sisi emosionalitas pemilih. Permasalahannya, apakah solusi konkret dari penyataan ada petani yang bunuh diri karena himpitan ekonomi yang dapat diberikan? Tidak selesai hanya dengan membangun politik ketakutan belaka," kata Firman.

Narasi Ketakutan dan Teror dalam Pidato Prabowo-SandiFoto: Tim Infografis CNBC Indonesia


Trump juga menyebarkan ketakutan dalam praktik kampanye politiknya. Ia menebar stigma negatif terhadap imigran Meksiko dan terorisme dari umat Muslim. Cara ini secara nyata justru meningkatkan elektabilitas Trump sehingga ia berhasil menduduki jabatan presiden Amerika Serikat.

Jika dikaitkan, ucapan Prabowo menggambarkan Hardi sebagai “korban” membuat publik merasa rentan serta membutuhkan perlindungan dan jaminan ekonomi. Cara ini memang sengaja diutarakan untuk merendahkan kubu Jokowi.



Dengan sosok Prabowo sebagai mantan panglima militer, ucapan tersebut dapat menggambarkan bahwa ia adalah seorang strong man yang dibutuhkan bagi Republik Indonesia untuk mengatasi permasalahan ekonomi.

(miq/miq)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular