Bengkak 44%, Sepanjang 2018 Defisit Migas RI Capai Rp 176,4 T

Iswari Anggit & Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 January 2019 12:05
Defisit migas RI bengkak sampai 44% di tahun ini, sentuh Rp 176 triliun
Foto: Kepala BPS Suhariyanto melaporkan perkembangan ekspor dan impor Desember 2018, perkembangan upah pekerja/buruh Desember 2018, profil kemiskinan di Indonesia September 2018, dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia September 2018. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan sepanjang 2018. Untuk sektor migas, impor masih jauh lebih tinggi ketimbang ekspor.

Berdasar data BPS, untuk Desember 2018 defisit migas cukup turun signifikan dibanding November, hingga 85%. Dari sebelumnya defisit US$ 1,46 miliar jadi hanya defisit US$ 218 juta atau setara Rp 3 triliun (dengan kurs saat ini, Rp 14.100).



"Defisit Desember migas US$ 218 juta dan non migas US$ 883,2 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto, saat paparan di kantornya, Selasa (15/1/2018).

Dengan demikian, sepanjang 2018 defisit migas RI mencapai US$ 12,4 miliar naik 44% dibanding defisit 2017 yang sebesar US$ 8,57 miliar.

Dengan rata-rata kurs 2018 senilai Rp 14.229 per US$, maka defisit migas RI sepanjang 2018 mencapai Rp 176,4 triliun

Defisit migas masih disumbang sebagian besar oleh impor BBM atau hasil minyak yang sepanjang 2018 mencapai US$ 17,58 miliar dan disusul impor minyak mentah sebesar US$ 9,1 miliar.

Juru selamat di sektor ini datang dari gas alam, yang tercatat sepanjang 2018 berhasil mengekspor hingga US$ 10,6 miliar. Naik dibanding 2017 yang ekspornya hanya di US$ 8,7 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


(roy) Next Article Impor Migas September Turun, Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular