Internasional

Selain Apple, Perusahaan AS ini Tersengat Pelemahan China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 January 2019 20:50
Ekonomi China sedang menghadapi perlambatan pertumbuhan karena perang dagang.
Foto: Reuters
Hong Kong, CNBC Indonesia - Banyak perusahaan besar, mulai dari perusahaan pembuat iPhone hingga pembuat mobil, yang menargetkan China sebagai pasarnya agar dapat terus tumbuh. Namun, perlambatan ekonomi China sekarang ini telah menjadi ancaman bagi pertumbuhan itu.
 
Apple pada hari Rabu (2/1/2019) menyampaikan proyeksi penjualan yang di bawah ekspektasi karena perlambatan ekonomi China. Harga saham Apple pun anjlok hingga 8% dalam perdagangan bursa after-hours.

Apple bukan satu-satunya perusahaan yang bisa dirugikan oleh keadaan tersebut. Kemerosotan ekonomi China dapat merugikan berbagai perusahaan AS seperti General Motors, Volkswagen dan Starbucks, yang akan melaporkan pendapatan dalam beberapa minggu mendatang.
 
"Tahun ini berpotensi menjadi tahun yang sulit bagi merek-merek Barat," kata Benjamin Cavender, seorang analis dari perusahaan konsultasi yang berbasis di Shanghai, China Market Research Group.
 
Ekonomi China melambat setelah beberapa dekade mencatatkan ekspansi. Pertumbuhan pada tahun 2018 diperkirakan akan menjadi yang terlemah sejak tahun 1990, melansir CNN. Prospek untuk tahun ini bahkan lebih buruk, karena ada perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan pemerintah berusaha untuk mengekang utang yang tak terkendali.
 
Itu berarti masalah bagi perusahaan multinasional yang mengandalkan pasar China, yang sangat besar, dalam meningkatkan penjualan global mereka. Konsumen China mungkin akan kurang suka membelanjakan uangnya untuk ponsel atau tas mewah karena tengah berhemat.
  
Starbucks turut merasakan tekanan
 
Bukan hanya perusahaan teknologi yang cenderung tekanan. Harga latte Starbucks yang lebih murah daripada iPhone baru, tetapi rantai kopi terbesar Amerika tidak mungkin terhindar dari perlambatan ekonomi China. Perusahaan itu memiliki rencana ekspansi yang ambisius di China, pasar terbesar kedua Starbucks setelah Amerika Serikat, tetapi penjualannya di China pun melambat.
 
Perusahaan kopi itu dianggap sebagai merek mewah di negara ini, kata Nick Setyan, analis lain di Wedbush yang meliput bisnis restoran. Itu membuat Starbucks rentan jika konsumen memutuskan untuk mengurangi pengeluaran karena krisis ekonomi.
 
Masalahnya diperbesar karena perusahaan yang berbasis di Seattle itu juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pemain lokal, seperti Luckin Coffee, yang telah dengan cepat meningkatkan jumlah toko dan menjual kopi yang jauh lebih murah.
 
Pasar mobil cenderung semakin buruk

Selain Apple, Perusahaan AS ini Tersengat Pelemahan ChinaFoto: REUTERS/Stringer
 
China telah menjadi sumber penjualan blockbuster untuk produsen mobil besar selama bertahun-tahun, karena pertumbuhan ekonomi yang cepat membuat penduduknya memiliki uang untuk dibelanjakan pada produk mewah yang bisa menjadi lambang kenaikan status.
 
Untuk beberapa perusahaan besar seperti General Motors dan Volkswagen, China telah mendatangkan lebih banyak pendapatan daripada Amerika Serikat atau Eropa. "Pasar China sangat penting bagi semua pembuat mobil," kata Tu Le, pendiri perusahaan riset Sino Auto Insights yang berbasis di Beijing.
 
Tetapi GM, VW, Jaguar Land Rover dan Ford merupakan beberapa dari banyak perusahaan yang melaporkan penurunan penjualan di Tiongkok tahun lalu karena ekonomi kehilangan momentum. Beberapa merek menyebut perang dagang dengan Amerika Serikat yang membuat pelanggannya berpikir dua kali sebelum membeli kendaraan baru.
 
Le berpikir bahwa Ford, VW, dan Tesla merupakan beberapa dari banyak produsen mobil Barat yang paling rentan terhadap perlambatan ekonomi China. Ford telah kesulitan menarik pelanggan di sana, sementara Tesla mengahdapi persaingan besar dari kendaraan listrik buatan China yang lebih murah.


(roy/roy) Next Article Perang Dagang Memanas, Demonstran China Bakar Apple iPhone

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular